Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor Penghubung Korut dan Korsel di Kaesong, Simbol Politik yang Kini Rata dengan Tanah

Kompas.com - 16/06/2020, 18:09 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KAESONG, KOMPAS.com - Kantor penghubung antar-Korea yang diledakkan Korea Utara hari ini (16/6/2020) adalah simbol politik antara Korea Utara dan Selatan.

Kantor ini dibuka pada September 2018 sebagai bagian dari kesepakatan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang ditandatangani pada KTT mereka lima bulan sebelumnya.

Kantor empat lantai itu berada di kawasan industri kota Kaesong di Korut, tempat perusahaan-perusahaan dari Korsel mempekerjakan orang-orang Korut, dan membayar Pyongyang atas tenaga mereka.

Baca juga: Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung dengan Korea Selatan di Kaesong

Kaesong juga merupakan pusat komunikasi tatap muka permaenen pertama kedua negara. Para personel dari Korut dan Korsel tinggal di sebuah kompleks untuk memungkinkan pertemuan setiap saat.

Para pejabat Korsel menempati lantai dua, sedangkan perwakilan Korut di lantai empat. Ruang pertemuan berada di lantai tiga.

Sekitar 20 pejabat dari masing-masing pihak bertugas di sana, dipimpin seseorang yang bertingkat setara wakil menteri.

Ketika gedung ini dibuka, pemulihan hubungan diplomatik berlangsung cepat antara kedua negara.

Baca juga: Militer Korea Utara Siap Beraksi Melawan Korea Selatan

Kim dan Moon kemudian dijadwalkan akan mengadakan KTT ketiga mereka setelah pertemuan Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura.

Saat itu Kementerian Unifikasi Seoul mengatakan, akan menjadi "saluran komunikasi dan konsultasi sepanjang waktu".

Tujuannya untuk memajukan hubungan antar-Korea, meningkatkan hubungan antara AS dengan Korut, dan meredakan ketegangan militer.

Kantor itu buka lima hari seminggu, tetapi para petugas tetap berjaga di akhir pekan.

Namun perselisihan antar-Korea kian meruncing setelah kegagalan di KTT Hanoi antara Kim dan Trump. Operasional kantor juga ditangguhkan pada Januari karena pandemi virus corona.

Baca juga: Adik Kim Jong Un, Sosok di Balik Memanasnya Relasi Korsel dan Korut

Kaesong, kota di mana kantor penghubung itu berdiri, awalnya termasuk bagian Korsel setelah Rusia dan AS membagi Korea jelang berakhirnya Perang Dunia II.

Namun Kaesong beralih masuk ke wilayah Korut setelah Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Kemudian kawasan industri bersama didirikan pada 2004 saat Korsel dipimpin Presiden Roh Moo-hyun yang liberal.

Akan tetapi Presiden Park Geun-hye menutupnya pada 2016, sebagai tanggapan atas uji coba nuklir dan rudal Korea Utara.

Menurutnya, kawasan industri bersama itu menguntungkan Korut karena terkait dengan pengembangan senjata Pyongyang.

Baca juga: Terus Tebar Ancaman ke Korsel, Korut Janji Akan Buat Tetangganya Itu Menderita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com