Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi di Israel Tendang dan Semprot Pria Pelanggar Lockdown dengan Penyemprot Lada

Kompas.com - 13/04/2020, 16:39 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

YERUSALEM, KOMPAS.com - Seorang Pria di Netivot mengatakan bahwa ada seorang petugas yang menyerangnya secara tidak adil.

Tetapi polisi mengklaim dia menentang ketika polisi melakukan penangkapan. Pria itu juga mendorong serta mengancam akan membunuh polisi.

Seorang perwira polisi dikabarkan menendang dan menyemprotkan lada kepada seorang pria di selatan kota Netivot.

Pria itu dianggap telah melanggar peraturan pedoman pemerintah Israel yang mengharuskan warganya berada di rumah. Pria itu ditangkap saat berdoa di luar rumahnya.

Dari cuplikan video yang tayang pada Selasa (7/4/2020) silam di media sosial, penonton video bisa mendengar pria yang ditangkap itu berteriak ketika petugas menyemprotkan semprotan lada ke arahnya. 

Pria itu tampak melindungi diri dengan selendang doanya.

Baca juga: Hendak Berlibur ke Perancis di Tengah Lockdown Virus Corona, Wisatawan Kaya Dipulangkan

Sekitar satu menit, beberapa petugas lain tiba di tempat kejadian untuk menahan tersangka. Pria yang berusia 37 tahun itu mengatakan pada Channel 13 bahwa dia tengah berdoa di luar rumah bersama para tetangga lainnya.

Menurut pria itu, dia dan tetangganya sudah menjaga jarak dua meter dari yang lain. Padahal, pertemuan seperti itu telah dilarang selama hampir dua pekan oleh satgas darurat virus corona pemerintah Israel.

Menurut pria itu, seorang petugas polisi tiba di tempat kejadian dan para peserta ibadah langsung bubar seketika.

Tersangka, entah bagaimana, tertinggal.  Polisi itu pun memerintahkan dia untuk berhenti. Ketika pria itu menolak, dia berkata petugas itu menyemprot dan menendangnya.

"Saya kaget," kata seorang kerabat pria itu kepada Channel 13. "Bahkan jika memang melanggar pedoman, petugas seharusnya tidak menanggapi seperti itu.

Anda bisa lihat (dari video) dia berjalan, (dia) bahkan tidak berlari, dan polisi itu menendangnya dengan keras."

Baca juga: Lockdown, Tunawisma di Moskwa Hadapi Banyak Ancaman

Kerabat pria yang ditendang itu mengatakan kepada jaringan yang peduli terhadap mereka bahwa keluarga berencana untuk mengajukan pengaduan terhadap petugas yang menangkap dan menendang serta menyemprotkan lada itu.

Polisi mengeluarkan pernyataan yang menyebut akun pria itu sebagai "penyimpangan total dari kenyataan yang sebenarnya. Terima kasih pada dokumentasi yang tidak menunjukkan insiden itu dari awal kejadian."

Sementara itu pihak kepolisian menerangkan kronologi peristiwa versi mereka, “Terkait laporan pertemuan ilegal sekitar 20 orang yang berdoa, petugas polisi dipanggil ke tempat kejadian.

Salah satu tersangka yang melanggar perintah menolak untuk mengidentifikasi dirinya, dia menentang penangkapan, mendorong petugas yang menangkap dan mencoba melarikan diri dari tempat kejadian untuk menghindari penangkapan atas tindakannya."

Baca juga: UEA Luncurkan Nikah Online Saat Wabah Corona, Ini Tahapannya

"Setelah dia menolak perintah berulang kali untuk menyerah dan bahkan membuat ancaman pembunuhan,

petugas itu terpaksa mengejar dan menangkap pria itu menggunakan wewenang yang sah," tambah keterangan dari kepolisian.

Pada akhirnya, pria itu didenda karena tindakannya sebelum dibebaskan.

Baca juga: Perintahkan Jenazah Covid-19 agar Dikremasi, Pemerintah Sri Lanka Dikecam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com