Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Waspada Kasus Impor Covid-19, Orang Afrika Jadi Sasaran Rasialisme

Kompas.com - 12/04/2020, 16:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Duta besar Afrika di China menulis surat keluhan ke Menteri Luar Negeri China, tentang peningkatan kasus rasialisme yang dialami warga Afrika di China.

Dalam surat itu disebut kasus rasialisme meningkat seiring upaya China menghindari gelombang kedua wabah virus corona dari kasus impor.

Beberapa negara Afrika secara terpisah juga menuntut agar China mengatasi kekhawatiran mereka bahwa orang Afrika, khususnya di kota Guangzhou selatan, dianiaya dan dilecehkan.

Baca juga: Mengapa Virus Corona di Afrika Muncul Lebih Lambat dari Perkiraan?

Setelah mampu mengendalikan gelombang pertama Covid-19, China kini sedang khawatir terhadap kasus impor.

Negeri "Tirai Bambu" meningkatkan pengawasan terhadap orang asing yang datang dan memperketat kontrol perbatasan. Namun mereka membantah adanya diskriminasi.

Dilansir dari Reuters, dalam beberapa hari terakhir, orang-orang Afrika di Guangzhou melaporkan mereka diusir dari apartemen oleh tuan tanah.

Mereka juga dites virus corona beberapa kali tanpa diberi hasil dan dijauhi serta didiskriminasi di tempat umum. Keluhan ini telah dilayangkan di media lokal dan media sosial.

Baca juga: Pria di Afrika Selatan Ini Dimakamkan Bersama Mobil Mercedes Kesayangan

Surat duta besar tersebut mengatakan, "stigmatisasi dan diskriminasi" seperti itu menciptakan kesan keliru bahwa virus disebarkan oleh orang Afrika.

"Kelompok Duta Besar Afrika di Beijing menuntut penghentian segera terhadap pengujian paksa, karantina, dan perlakuan tidak manusiawi lainnya yang dijatuhkan kepada orang Afrika," katanya.

Surat tersebut dikirim ke diplomat top China, Wang Yi, yang menyalin ketua Uni Afrika, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dan semua Menteri Luar Negeri Afrika.

Baca juga: Sarankan Tes Vaksin Virus Corona di Afrika, 2 Dokter Perancis Dikecam

Pusat Pers Internasional Kementerian Luar Negeri China dikabarkan belum menanggapi surat tersebut, yang dikirim di luar jam kerja.

Kedutaan China di Afrika Selatan juga belum menanggapi.

Sementara itu pejabat urusan luar negeri Liu Baochun pada konferensi pers Minggu (12/4/2020) mengatakan, Guangzhou memberlakukan tindakan anti-virus pada siapa pun yang memasuki kota dengan melintasi perbatasan nasional, tanpa memandang kebangsaan, ras, atau jenis kelamin.

Baca juga: Saat Petir Menyambar, 20 Orang Tewas Tersengat Listrik di Kongo, Afrika Tengah

Lalu Kedutaan Besar China di Zimbabwe pada Sabtu (11/4/2020) menolak tuduhan bahwa orang Afrika sengaja dijadikan sasaran.

"China memperlakukan semua individu di negara ini, baik orang China maupun orang asing, secara setara," bantahnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com