Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Haru Prof. Aris Dikukuhkan Jadi Guru Besar Bersama Mendiang Istri

Kompas.com - 11/03/2024, 07:16 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Bisa meraih kesuksesan bersama pasangan terkasih menjadi sebuah kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri.

Seperti pasangan suami istri Prof. Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si., IPU, ASEAN Eng. dan Prof. Dr. Ir. Maftuchah, M.P yang berhasil meraih gelar tertinggi dalam aspek akademik.

Namun pada hari pengukuhan keduanya menjadi guru besar, Prof. Aris justru membawa pigura berisi foto Prof. Maftuchah yang berpulang beberapa minggu sebelumnya.

Prof. Aris dan Prof. Maftuchah merupakan pasangan suami istri yang sama-sama mengabdi di Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan memiliki fokus penelitian yang menarik di bidangnya.

Baca juga: Suami Istri Ini Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ke-198 dan 199 di ITS

Dikukuhkan jadi guru besar bersama mendiang istri

Pada hari pengukuhan menjadi guru besar, Prof. Aris masih diselimuti rasa duka mendalam karena kepergian istrinya, Alm Prof. Maftuchah.

Prof. Aris yang juga Dekan FPP UMM ini dikukuhkan sendiri tanpa istrinya. Sementara Maftuchah dianugerahi dan dikukuhkan sebagai guru besar anumerta.

Berkat teknologi AI (Artificial Intelligence), mendiang Prof. Maftuchah juga "dihadirkan" dan orasinya tersampaikan di hadapan para tamu.

Selain menyajikan orasi ilmiah menarik, saat prosesi pengukuhan, Prof. Aris menceritakan perjalanan hidupnya bersama istrinya, Alm Prof. Maftuchah.

Keduanya saling mendukung satu sama lain hingga mencapai titel guru besar. Aris menceritakan kisah pada tahun 1994 silam, saat dia dan istri menikah.

Keduanya harus menanti selama sembilan tahun hingga akhirnya diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk mendapatkan buah hati.

Aris juga menceritakan perjuangan istrinya, Prof. Maftuchah yang harus menyelesaiikan studi di Bogor saat masih hamil.

Baca juga: Dikukuhkan Jadi Guru Besar UPH, Prof. Irawati: Pencemaran Tembaga Makin Meresahkan

Serta usahanya harus bolak balik Malang-Bogor untuk menemani sang istri sembari menjalankan tugas sebagai dosen di UMM.

Dalam paparannya, Aris menjelaskan mengenai aplikasi teknologi DNA dalam penguatan strategi konservasi sumber daya genetik ternak di Indonesia.

Aris menerangkan, beberapa negara yang telah berkomitmen untuk mempertahankan potensi genetik ternak lokal akan terus mengamati tren perkembangan bidang peternakan.

Di sisi lain, teknik genetika molekuler diperkirakan akan memiliki dampak yang cukup besar di masa depan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com