Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulus S3 di UP dengan IPK 3,97, Sondang Teliti Pnuemonia

Kompas.com - 05/03/2024, 16:06 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Sondang Khairani lulus Program Doktor di Universitas Pancasila (UP) pada peminatan Farmasi Klinis Komunitas dengan IPK 3,97.

Sondang lulus S3 dengan masa waktu selama 6 semester. Dengan begitu dia menjadi Doktor pertama pada peminatan Farmasi Klinis Komunitas.

Baca juga: Kisah Mira, Gapai Gelar Doktor di UB dengan IPK 4,00

Untuk menggapai gelar Doktor, Sondang menjalani sidang terbuka di Aula lantai 4 Fakultas Farmasi UP.

Sondang mengangkat tema disertasinya dengan judul "Optimalisasi Metode Evaluasi Penggunaan, Mutu, Biaya Antibiotik pada Pasien Pneumonia di Rumah Sakit".

Sondang dapat mempertahankan disertasinya dihadapan penguji, yaitu Prof. Yusi Anggriani (FFUP). Prof. Shirly Kumala (FFUP), Dr. Sahat Saragi (FFUP), dan Dr. Woro Rukmi (FK UGM).

Dia menjelaskan, berdasarkan data Riskesdas terdapat peningkatan kematian (mortalitas) pada kasus pneumonia di Indonesia.

"Bahkan, kasus pneumonia di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara," kata dia dalam keterangan resminya, Senin (5/4/2024).

Dia menyebut, pengobatan utama pneumonia adalah antibiotik. Itu didapat, setelah dirinya meneliti kuantitas penggunaan antibiotik, mutu, serta biaya di 4 rumah sakit yang ada di 2 provinsi berbeda, yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jakarta.

Dia menyatakan, hasil penelitian yang didapatkan dari karakteristik pasien, diperoleh hasil yang sama dengan karakteristik pasien pneumonia di Indonesia.

Baca juga: Magda, Anak Buruh yang Lulus Cumlaude dan Langsung Kerja di Bank Indonesia

"Kuantitas penggunaan antibiotik juga memberikan hasil yang sama di masing-masing rumah sakit, tapi biaya terdapat perbedaan, hal ini dikarenakan perbedaan klaim INA CBGs," jelas dia.

Kemudian yang menjadi sorotan adalah terdapat hasil pemeriksaan mutu mikrobiologi yang memberikan hasil resistensi terhadap seftriakson di 4 rumah sakit dengan bakteri K.pneumonia.

"Didukung dengan data yang lain dan beberapa penelitian menyebutkan tingginya resistensi seftriakson terhadap beberapa mikroorganisme," tambah dia.

Lanjut dia menjelaskan, menjamin mutu antibiotik sudah dilakukan oleh BPOM dengan post market.

Baca juga: Cerita Agus, Polisi yang Jadi Wisudawan Terbaik Unair dengan IPK 3,94

Adanya hal itu, Sondang memberikan saran kepada pemangku kebijakan, seperti BPOM untuk menambahkan uji mikrobiologi pada sediaan antibiotik agar mutu tetap terjamin dan menjadi kebaharuan pada penelitian ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com