Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purnatugas Jadi Jurnalis "Kompas", Budiman Tanuredjo Luncurkan Dua Buku

Kompas.com - 28/02/2024, 15:37 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jurnalis senior Budiman Tanuredjo meluncurkan dua buku berjudul Menjaga Danyang Jurnalisme dan Merawat Keindonesiaan dan Kemanusiaan.

Buku tersebut diluncurkan di Gedung Bentara Budaya, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024), bersamaan dengan resminya Budiman masa purnatugas sebagai jurnalis harian Kompas.

Budiman mengatakan, peluncuran buku ini sebagai bentuk melihat pandangan mengenai Indonesia dan cita-citanya mendatang.

Baca juga: Tingkatkan Literasi, 76.000 Buku Disalurkan bagi Anak-anak di Kaltim

Hal itu, kata Budiman, termasuk dari bagian perjalanan dan refleksi karier jurnalistiknya selama 35 tahun di redaksi Kompas.

"Terakhir adalah bagaimana jurnalisme itu bisa membuat outlook Indonesia ke depan. Itulah yang saya jalani bersama teman-teman saya," kata Budiman di lokasi peluncuran buku.

Budiman menjelaskan, pada bukunya yang berjudul Menjaga Danyang Jurnalisme, ia sengaja menggunakan kata "Danyang" untuk menggambarkan kinerja jurnalistik dan media.

Buku tersebut menceritakan tentang sisi jurnalistik dari kasus pembunuhan Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat pada 8 Juli 2022.

Sementara buku kedua, Merawat Keindonesiaan dan Kemanusiaan, dibuat Budiman sebagai salah satu karya yang ingin ia tinggalkan setelah purnatugas dari redaksi Kompas.

Buku tersebut berisi esai-esai Budiman yang telah terbit di media mulai dari esai tentang kekuasaan negara hingga korporasi.

Baca juga: Mengapa Kemampuan Literasi dan Numerasi Siswa Indonesia Masih Rendah?

Tentang buku karya Budiman Tanuredjo

Setelah diluncurkan, beberapa panelis juga membedah isi dua buku karya Budiman Tanuredjo, yakni mantan Menteri Koordinator, Politik, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD serta dosen STF Driyarkara, Karlina Supelli.

Menurut Mahfud, buku ini juga mengungkap peran jurnalistik yang dalam kehidupannya kerap dijadikan alat membongkar kebenaran.

"Kadang sebuah kasus sangat serius, tapi tetap karena enggak ada yang berani mengangkat," ujar Mahfud.

Adapun menurut Karlina, dua karya milik Budiman ingin memperlihatkan dan mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan keberadaan informasi yang resmi.

"Yang mau ditunjukkan dua buku ini menurut pendapat saya itu adalah ketika ketidaktahuan kegelapan yang menyelubung realita itu mau didobrak. Pendobrakan itu tentu saja tidak pernah tuntas," ucap Karlina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com