Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Suami Istri Raih Gelar Guru Besar Bersamaan di Kampus UAD

Kompas.com - 16/02/2024, 16:54 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengukuhkan pasangan suami istri menjadi guru besar beberapa waktu lalu.

Pasangan suami istri itu adalah Prof. Zahrul Mufrodi dan Prof. Erna Astuti.

Prof. Zahrul merupakan guru besar dalam Bidang Ilmu Teknik Kimia, sedangkan Prof. Erna merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Energi, Sub Bidang Ilmu Pengembangan Bioenergi dari Biomassa.

Baca juga: Kisah Turi Ditinggal Orangtua Saat Kecil, Kini Lulus S2 Dapat IPK 4,00

Keduanya sama-sama mengawali studi di Teknik Kimia pada universitas yang sama hingga berhasil mencapai gelar tertinggi secara bersamaan dan menjadi guru besar di Fakultas Teknik Industri (FTI) UAD.

Nah, bagaimana kisah mereka berdua bisa menjadi guru besar dalam waktu bersamaan? Berikut kisahnya.

Sebetulnya, keduanya dikenal sebagai suami istri yang sama-sama memiliki mimpi besar.

Mereka saling mendukung satu sama lain dalam setiap proses perjalanan menuju mimpi tersebut.

Prof. Zahrul mengatakan, pencapaian besar ini tidak terlepas dari didikan yang diberikan orangtuanya.

"Kami dididik dengan baik dengan beberapa hal, yang pertama tentang keagamaan itu ditanamkan. Kedua, kemandirian utamanya kemandirian terkait cara kita menikmati proses perjalanan. Allah Swt. menilai dari prosesnya bukan dari hasilnya. Proses itulah yang perlu dijalankan dengan baik," ungkapnya dilansir dari laman UAD.

Baca juga: Kisah Azizah, Lulus UGM sebagai Wisudawan Terbaik dengan IPK 4

Ketika menempuh pendidikan, jalan yang ditempuh Prof. Zahrul selalu diberikan kemudahan.

"Ketika kita mohon kepada Allah, ketika mendapat cobaan kita kembalikan ke Allah maka itu yang saya rasakan selama perjalanan ini. Perjalanan S2, apalagi S3 ketika kami memutuskan berdua untuk S3 bareng itu, kan, bukan suatu hal yang ringan," ujar dia.

Prof Zahrul mengatakan, ia dan istrinya sama-sama mendaftar program beasiswa S3.

"Namun, Prof. Arif menyampaikan biar Allah yang menentukan dua-duannya ikut beasiswa. Kalau memang beasiswanya tidak didapat berarti bukan tahun itu. Lalu, akhirnya kami berdua bismillah apply beasiswa dan alhamdulillah dua-duanya diterima,” ujar Prof. Zahrul.

Sementara itu, Prof. Erna mengungkapkan, menjadi dosen bukanlah cita-cita awal yang diinginkan, melainkan saran dari teman-temannya.

"Teman-teman saya yang menyarankan untuk mendaftar dan ternyata menjalani dosen itu menyenangkan karena saya diminta untuk belajar terus-menerus. Kemudian, saya bertemu dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang dan berbagai karakter, itu adalah suatu hal yang menarik dan menyenangkan," kata Prof. Erna.

Dukungan dan bimbingan yang diberikan kedua orangtua, kata Prof. Erna, begitu berarti. 

Baca juga: Prama Jadi Guru Besar Termuda di UGM pada Usia 35 Tahun

Dia mengatakan, hal itu sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan.

"Saya banyak belajar dari ibu saya terkait dengan kesabaran, keikhlasan, dan kejujuran. Ibu saya termasuk yang suka mendampingi saya belajar di tengah kesibukannya. Kalau bapak saya dari kecil itu suka membelikan saya buku. Kemudian, setiap sebulan sekali pergi ke toko buku dan saya dibebaskan untuk membeli buku," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com