Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Azizah, Lulus UGM sebagai Wisudawan Terbaik dengan IPK 4

Kompas.com - 07/02/2024, 14:29 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak hanya meraih beasiswa untuk kuliah jenjang S2 dan S3, Firdausi Nur Azizah kini juga berhasil lulus sebagai wisudawan terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM).

Azizah, sapaan akrabnya, adalah penerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). PMDSU adalah beasiswa bagi lulusan S1 untuk kuliah percepatan jenjang S2 dan S3.

Pada Wisuda Program Pascasarjana periode II TA 2023/2024 pada Januari 2024 lalu, ia meraih predikat wisudawan terbaik dengan IPK 4.00.

Baca juga: Cerita Liza, Lolos 5 Kampus Luar Negeri Pakai Beasiswa LPDP

Azizah mengatakan, gelar ini baginya terasa sangat spesial. Sebab, perjuangannya mencari dan mendapatkan beasiswa cukup berliku.

Ia pun menceritakan lika-liku menempuh pendidikannya. Saat itu, ia sudah menamatkan studi S1 dan sempat bekerja di salah satu perusahan swasta bidang pertanian sembari terus berburu beasiswa.

Dua kali ia merasakan kegagalan untuk memperoleh beasiswa karena belum mendapatkan promotor.

”Saat itu, pendaftaran PMDSU Batch IV, saya kembali cek informasinya dan ternyata belum juga ada promotor dari program studi saya, sehingga tidak bisa mendaftar," katanya, dilansir dari laman UGM.

Tahun 2019, Azizah mendaftar PMDSU setelah memperoleh promotor yang merupakan dosen pembimbing skripsinya saat di program sarjana. Tanpa banyak bertanya, Azizah menyiapkan semua pemberkasan dan persyaratan yang diperlukan di sela-sela ia bekerja.

Baca juga: Cerita Rika, Raih Beasiswa Kuliah Double Degree Gratis ke Jepang

”Alhamdulillah tahun 2019 menjadi tahun saya untuk bisa join sebagai awardee PMDSU Batch V di Departemen Tanah UGM,” kenang Azizah dengan penuh haru.

Saat sela-sela kuliah, ia membantu promotor mengerjakan proyek penelitian terkait dengan bidang ilmu yang digelutinya, sembari menyusun research plan untuk penelitian S3 yang diidam-idamkan.

Setelah lolos lanjut ke program Doktor, ia mengikuti kuliah sambil melakukan penelitian sehingga kegiatannya tak pernah lepas dari lahan atau lapangan sebagai laboratorium penelitian.

Azizah menempa dirinya dari pagi sampai malam, dan dari hari ke hari bergulat di laboratorium.

Kerja keras Azizah bukan tanpa rintangan. Di tahun kedua studinya, terjadi pandemi Covid-19 sehingga kegiatan perkuliahannya sempat terkendala.

Beberapa kegiatan penelitian harus diubah karena pembatasan saat pandemi, dan ini berdampak pada jadwal penelitiannya di Jepang yang mundur satu tahun.

”Penelitian saya mengharuskan ada di lapangan dan laboratorium yang melibatkan banyak orang dan beberapa kegiatan penelitian dilakukan di luar kota, sedangkan selama masa pandemi ada aturan social distancing yang pasti sangat berdampak pada proses penelitian,” kenang Azizah.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com