Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM Kukuhkan Guru Besar Wanita Pertama di Bidang Geodesi Fisis

Kompas.com - 19/01/2024, 18:35 WIB
Sania Mashabi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengukuhkan Prof. Leni Sophia Heliani menjadi guru besar wanita pertama di bidang Geodesi Fisis pada Selasa (16/1/2024).

"Capaian guru besar di Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik pada dasarnya adalah ketentuan Allah SWT dan atas dukungan dan pertolongan berbagai pihak yang sangat baik dan mulia," kata Prof Leni dilansir dari laman resmi UGM, Kamis (18/1/2024).

Baca juga: UGM Buka Kuota 10.372 Mahasiswa Baru pada Tahun Ajaran 2024/2025

Sebelum Prof. Leni dikukuhkan, Indonesia hanya memilik satu guru besar di bidang Geodesi Fisis, yakni Prof. Joenil Kahar dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul "Geodesi Fisis Dalam Optimalisasi Penyediaan Informasi Geospasial Dasar Sebagai Referensi Pembangunan Berkelanjutan", Prof. Leni menjelaskan geodesi fisis merupakan bidang ilmu yang fokus merepresentasikan bentuk dan ukuran bumi fisis dan variasinya seiring dengan waktu berdasarkan pada data gaya berat/praktisnya gravitasi.

Sementara, penentuan geoid merupakan salah satu kajian utama dalam bidang ilmu geodesi fisis, selain juga mempelajari dinamika bumi berdasarkan data gaya berat. Geoid merupakan bidang ekuipotensial bumi yang dianggap berhimpit dengan permukaan air laut rata-rata.

Geoid sebagai bidang geopotensial merepresentasikan distribusi massa bumi, sehingga dapat digunakan sebagai bidang referensi tinggi yang ideal dan nyata.

Lanjut dia menyebutkan, dalam pembangunan yang berkelanjutan memerlukan data dan informasi geospasial.

Salah satunya adalah data dan informasi tinggi yang valid, akurat, konsisten, dan terintegrasi yang bisa direalisasikan dengan mengacu pada geoid yang akurat, seamless, dan konsisten di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan berbagai tantangan dari kondisi geografis, geologis, luas wilayah, ketersediaan, pengadaan dan pengelolaan, serta pengembangan metode teknologi pendefinisian geoid, Prof. Leni menekankan perlunya inovasi, integrasi, dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan dalam mengembangkan geoid Indonesia.

Baca juga: Daya Tampung 93 Jurusan Milik UGM pada SNBP 2024

Pengembangan geoid yang dimaksud adalah pengembangan yang teliti, seamlees, konsisten, dan terkini sesuai kondisi geodinamika Indonesia serta mengimplementasikannya sebagai sistem dan kerangka referensi vertikal survei dan pemetaan nasional.

Dengan mendefinisikan geoid nasional teliti, sambung dia, maka banyak permasalahan konseptual dan praktis lapangan yang bisa diselesaikan sekaligus mengoptimalkan dan mengkonsistenkan semua hasil pengukuran 3D dari berbagai metode pengukuran, baik terestris maupun ekstraterestris.

Lalu, melalui upaya mendefinisikan geoid seamless antara darat dan laut, pekerjaan survei dan pemetaan serta pembangunan di wilayah pesisir yang sangat dinamik bisa terintegrasi antara darat dan laut. Hal tersebut bisa terwujud, karena menggunakan bidang referensi 3D, yaitu bidang referensi horizontal dan tinggi yang konsisten.

Baca juga: Ini 4 Jalur Mandiri UGM 2024, Ada Kuota 3.720 Mahasiswa

"Ilmu geodesi fisis sebagai bidang pokok keilmuannya perlu senantiasa dikuatkan dan dikembangkan dalam bidang Teknik Geodesi-Geomatika," tutup Prof. Leni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com