Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UI: Stunting Bisa Dicegah dan Diatasi

Kompas.com - 18/01/2024, 16:28 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia sedang mengejar target penurunan angka stunting hingga 14 persen. Sebab, kasus stunting di Indonesia berada posisi tinggi, yakni 30,8 persen.

Penanganan stunting di negeri ini tidak hanya bisa dilakukan pemerintah saja, tapi harus menggandeng perguruan tinggi dan sektor swasta. Dengan begitu, angka stunting bisa menurun.

Baca juga: Remaja Jadi Salah Satu Target Penanganan Stunting, Mengapa?

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof. Endang L. Achadi menyatakan, stunting bukan diobati tetapi bagaimana mengatasinya dan mencegahnya.

Maka dari itu, bagi ibu hamil yang mendambakan bayinya agar tidak alami stunting, maka harus tercukupi gizi ibu hamil tersebut.

"Lalu, ibu hamil itu tidak anemia, tidak berada di lingkungan perokok, tidak kurus atau gemuk, dan penambahan berat badan selama kehamilan," kata dia dalam keterangannya pada acara edukasi bertema Pencegahan Stunting yang diselenggarakan oleh Klub Edukasi Cempaka, Rabu (17/1/2024).

Rektor Yarsi, Prof. Fasli Jalal mengatakan, sebetulnya sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah ada langkah penanganan stunting.

Setidaknya, pada saat itu sudah ada 8 langkah penanganan stunting dan sudah dilaksanakan di setiap daerah.

"Namun entah kenapa kasus stunting belum juga turun," ungkap dia.

Head Corporate Communication Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Stefanus Indrayana menambahkan, Indonesia adalah salah satu negara yang ikut serta mengatasi mal nutrisi di dunia.

"Keterlibatan Indonesia di kancah internasional bersama negara-negara lain bergotong royong mengatasi mal nutrisi sejak 2012," jelas Stefanus Indrayana.

Untuk sektor swasta, Indofood melakukan upaya-upaya mengatasi mal nutrisi baik kelebihan nutrisi, kekurangan nutrisi, dan kekurangan nutrisi mikro.

"Upaya mengatasinya dengan meningkatkan konsumsi makanan bergizi agar kebutuhan nutrisi terpenuhi," ungkap dia.

Baca juga: Anak Kena Stunting Rentan Terkena Sakit Diabetes hingga Kegemukan

Dia mencontohkan bahwa produk-produk pangan seperti terigu, minyak goreng, dan mie telah dilakukan fortifikasi nutrien agar masyarakat mengonsumsi terpenuhi kebutuhan nutrisi.

Fortifikasi tepung terigu yang telah ditambahkan dengan berbagai mineral dan vitamin tertentu yang dibutuhkan bagi kesehatan manusia. Salah satunya dengan ditambahkannya zat besi pada terigu. Kemudian penambahan vitamin A pada minyak goreng dan sebagainya.

"Tidak hanya pangan saja, tetapi juga pengadaan sanitasi dan kebersihan yang menjadi bagian upaya penurunan stunting, itu yang menjadi konsen agar stunting di Indonesia turun," tutup Stefanus.

Asal tahu saja, arahan Presiden Jokowi melalui Perpres 72 tahun 2021 untuk seluruh pemerintah daerah adalah meningkatkan gizi pada anak-anak stunting.

Baca juga: Perpustakaan Bisa Jadi Sumber Informasi Turunkan Angka Stunting

Ketika gizi sudah mulai meningkat, maka akan memperbaiki keadaan stunting di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com