Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Kena Stunting Rentan Terkena Sakit Diabetes hingga Kegemukan

Kompas.com - 18/08/2023, 18:38 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia terus menggalang upaya untuk cegah stunting. Stunting telah menjadi tantangan serius dalam kesehatan anak-anak yang berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan generasi mendatang.

Menyadari konsekuensi serius ini, pemerintah telah meluncurkan serangkaian inisiatif yang bertujuan untuk cegah dan mengurangi angka stunting.

Baca juga: Dosen Unair: Calo Tiket Konser Susah Dihilangkan dan Tak Langgar Hukum

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Prof. Sri Sumarmi mengatakan, secara sederhana stunting bisa terlihat dari pertumbuhan anak yang tidak optimal atau pendek.

Hal ini bisa disebabkan karena asupan gizi yang kurang bagi si anak. Padahal gizi menjadi faktor penting bagi masa pertumbuhan

"Kalau asupan makanan kurang, mangkanya pembentukan sel-sel jadi tidak optimal. Pembentukan otot, tulang, juga termasuk sel otak. Oleh karena itu stunting ini perlu diatasi karena cita-cita bangsa kita ingin menjadikan generasi kedepan itu baik," kata dia dilansir dari laman Unair, Jumat (18/8/2023).

Dia menjelaskan, negara yang maju harus mendapat dukungan dari manusia yang cerdas, sehat, dan berkualitas.

Oleh karenanya, bonus demografi tidak boleh sebatas tentang kuantitas semata, melainkan kualitas masyarakatnya.

"Peran orangtua sebagai garda terdepan pemberantasan stunting perlu diperkuat," ucap Prof. Mamik biasa dia disapa.

Dia mengaku, selama 1.000 hari pertama kehidupan atau golden period menjadi fokus utama program stunting.

Karena, golden period tersebut lah yang akan menjadi penentu bagi seorang anak sampai dewasa nanti.

Jila nampak lebih jauh, bilang dia, anak yang terkena stunting juga sangat rentan terkena penyakit dan faktor risiko lainnya sebab tubuhnya tidak optimal.

Baca juga: Binus Dirikan Satu University, Biaya Kuliah Rp 6 Juta Per Semester

"Mereka yang terkena stunting sangat mudah mengalami kegemukan. Kalau gemuk, dia mudah terkena penyakit lainnya, diabetes melitus, tekanan darah, cardiovascular disease. Selain itu penyakit tidak menular lainnya," ungkap Prof. Mamik.

Perlu penyiapan orangtua

Prof. Mamik menuturkan, penanganan stunting tidak hanya ketika anak lahir, melainkan harus ada persiapan bahkan ketika sebelum kehamilan.

Ibu, sebut dia, harus mendapat edukasi tentang kecukupan gizi ketika hamil untuk memastikan sang janin dalam keadaan baik.

Dari itu, proses ini merupakan proses yang berkesinambungan dan tidak terpisah.

"Jangan sampai ibunya kurus, kurang darah, dan pucat. Itu yang harus ada perbaikan dulu. Harus sekali ada intervensi untuk calon pengantin dengan layanan pra nikah," jelas dia.

Dia berpesan agar orangtua atau calon orangtua harus peduli dengan pertumbuhan anak.

Baca juga: Cerita 2 Siswa SMA Labschool Cibubur Ikut Jambore Dunia di Korsel

"Selalu rutin konsultasikan perkembangan anak ke posyandu terdekat dan segera periksakan apabila nampak ada kondisi anak yang kurang baik," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com