Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Indonesia Masih Punya PR Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Kompas.com - 06/12/2023, 09:00 WIB
Theresia Aprilie,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia dan kemajuan suatu bangsa.

Indonesia, sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, tentu memiliki tantangan dan peluang yang besar dalam bidang pendidikan.

Menurut Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo, pendidikan di Indonesia telah lama mengalami krisis belajar.

Baca juga: Peringkat Indonesia di PISA 2022 Naik, Nadiem Apresiasi Guru dan Orangtua

Terdapat banyak murid di sekolah, tetapi banyak juga dari mereka belum mampu mencapai level minimum dalam hal kompetensi dasar. Maka dari itulah, saat ini Kemendikbud ingin menerapkan Kurikulum Merdeka, guna berfokus untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Hal ini dilatarbelakangi karena akses pendidikan sendiri sudah cukup terbuka lebar bagi pelajar.

“Dalam dua puluh tahun terakhir kita mengalami peningkatan signifikan dalam Angka Partisipasi Sekolah SMP, SMA, dan sederajat. Partisipasi sekolah di SD memang sudah universal sejak lama, tetapi di SMP dan SMA meningkat pesat,” ucap Anindito dalam acara Forum Diskusi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar (FOKUS) di Gedung A Kemendikbud, Selasa (5/12/2023).

Di SMP sendiri hanya terdapat beberapa daerah yang mengalami persoalan akses. Sementara itu, di SMA sendiri meningkat dari 50 persen sampai hampir 75 persen.

“Kalau dulu satu dari dua remaja kita tidak ada di SMA, putus sekolah di SMA atau hanya sampai SMP. Sekarang, tiga dari empatnya ada di sekolah. Ini adalah peningkatan yang sangat besar,” tambahnya.

Hal ini juga memperlihatkan fokus anggaran pendidikan selama ini sangat besar untuk meningkatkan akses dan operasional pendidikan.

Baca juga: Peran Orangtua Jadi Penentu Kesuksesan Penerapan Kurikulum Merdeka, 3 Ibu Ini Ceritakan Faktanya

Bukan berarti tidak ada PR lagi terkait akses pendidikan. Masih terdapat PR terutama untuk menyediakan akses pendidikan bagi kelompok-kelompok tertentu, misalnya bagi anak-anak di daerah yang tertinggal atau anak-anak disabilitas.

“Jadi, PR-nya sangat targeted. Secara umum sudah berhasil diatasi,” ucapnya.

Selain itu, berdasarkan proyeksi dari Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap harapan lama sekolah, didapatkan hasil bahwa harapan lama sekolah semakin meningkat, rata-rata anak usia 7 tahun diproyeksikan bersekolah selama 13 tahun atau setara D1.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Nino ini, mengungkapkan bahwa PR besar Indonesia adalah meningkatkan kualitas.

Baca juga: Kurikulum Merdeka Jadi Kurikulum Nasional di 2024

“PR-nya ada di kualitas, memastikan bahwa setelah masuk di sekolah, mereka betul-betul belajar sesuatu yang bermanfaat. Ini yang masih jauh sekali,” katanya.

Kalau dari PISA, hanya sepertiga murid Indonesia yang memenuhi benchmark internasional minimum. Lalu, berdasarkan Asesmen Nasional hanya separuh dari murid Indonesia yang berhasil mencapai kompetensi minimum.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com