Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Jimat Tes CPNS, Dosen UM Surabaya: Keberuntungan Harusnya Seperti Ini

Kompas.com - 14/11/2023, 16:01 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu terdapat peserta yang ikut Seleksi Kompetensi Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (SKD CPNS) Kementerian Hukum dan Hak Manusia (Kemenkumham) Jawa Timur yang didapati membawa jimat.

Padahal, barang seperti itu (jimat tes CPNS) tidak ada dalam persyaratan yang boleh dibawa oleh peserta tes CPNS.

Adapun jimat atau rajah yang dibawa oleh beberapa peserta diantaranya, batu yang dibalut dengan kain berwarna putih, kertas bertuliskan rajah arab hingga daun kering. Bahkan ditemukan pula peserta yang membawa garam hingga bunga kantil.

Lantas, apakah jimat itu selalu berhubungan dengan mitos keberuntungan? Atau semuanya itu hanya hasil dari kepercayaan dan kebudayaan?

Baca juga: Begini 7 Cara Membuat Portofolio Lamaran Kerja

Dosen Fakultas Agama Islam UM Surabaya, Febriyanto Firman Wijaya menjelaskan bahwa akan menjadi heran ketika perkembangan teknologi yang sangat masif ternyata masih banyak masyarakat yang percaya.

Bahkan mempraktikkan mengenai benda-benda ritual tertentu, mitos, jimat dan hal mistis yang sangat di percayai membawa keberuntungan.

Definisi Jimat, dalam konteks keberuntungan, dapat diartikan sebagai benda yang diyakini membawa keberuntungan atau melindungi pemiliknya dari malapetaka.

Sedangkan mitos keberuntungan juga mencakup keyakinan pada praktik tertentu atau tindakan yang diyakini dapat membawa keberuntungan.

Perspektif dari banyak orang yang masih memegang teguh kepercayaan pada jimat dan mitos adalah keberuntungan.

Beberapa ahli meyakini bahwa efek keberuntungan dari jimat dan mitos lebih bersifat psikologis dan terkait dengan kepercayaan individu.

Karena tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa benda-benda tertentu memiliki kekuatan magis yang dapat mempengaruhi keberuntungan seseorang.

"Beberapa individu mungkin merasakan manfaat psikologis dari keyakinan ini, para ahli berpendapat bahwa keberuntungan yang sebenarnya lebih banyak terkait dengan faktor kebetulan dan tindakan konkret yang diambil seseorang," ujarnya, dilansir dari laman UM Surabaya, Selasa (14/11/2023).

Menurutnya, sebagai masyarakat yang semakin maju, penting bagi kita untuk tetap membuka pikiran terhadap pengetahuan ilmiah dan kritis terhadap keyakinan tradisional.

Baca juga: 10 Cara Membuat Lamaran Kerja via Email yang Benar

Jadi, meskipun jimat dan mitos keberuntungan dapat memberikan kenyamanan atau keyakinan pribadi, kita juga perlu memahami beberapa hal.

Yakni bahwa keberuntungan sejati seringkali merupakan hasil dari usaha, keahlian, dan keputusan yang bijaksana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com