Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unesa Ungkap Bahaya Gunakan Kipas Angin dan AC bagi Kesehatan

Kompas.com - 05/11/2023, 12:44 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di saat cuaca yang begitu panas, masyarakat kerap menggunakan kipas angin maupun pendingin ruangan.

Meski membantu mengurangi hawa yang panas dan membuat gerah, namun penggunaan dua elektronik ini secara terus menerus ternyata justru tidak bagus bagi kesehatan.

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dr. Rahmantio Adi, Sp.PD mengatakan, penggunaan kipas angin biasanya dijadikan alternatif untuk memperbaiki suhu di ruangan khususnya kamar tidur.

"Secara ilmiah, kipas angin merupakan intervensi yang efektif untuk mengurangi risiko sudden infant death syndrome pada bayi di lingkungan tidur yang panas dan hal itu juga merupakan faktor eksternal," kata dr. Rahmantio seperti dikutip dari laman Unesa, Minggu (5/11/2023).

Baca juga: Cerita Ivanna, Jadi Dosen Bahasa Indonesia di Harvard University

Bahaya gunakan kipas angin dan AC terus menerus

Dia menjelaskan, penggunaan kipas angin terus menerus dapat memberikan dampak negatif. Beberapa gangguan kesehatan yang muncul karena penggunaan kipas angin yang terus menerus antara lain:

  • Dapat mengeringkan mulut, hidung, dan tenggorokan.
  • Hembusan angin yang dihasilkan dapat mengedarkan debu dan serbuk sari di udara.
  • Angin yang bercampur dengan unsur yang berbahaya dapat memicu alergi pada sebagian orang seperti hidung tersumbat.

"Oksigen yang masuk kurang, sehingga dapat menyebabkan sakit kepala," terangnya.

Dia mengungkapkan, kipas angin dapat meningkatkan risiko penyebaran kuman, seperti virus dan bakteri. Namun hal ini terjadi jika aliran udara pada ruangan kurang baik.

"Jika ventilasi baik, kipas angin sebenarnya dapat meningkatkan aliran ventilasi dan menurunkan penyebaran kuman," imbuhnya.

Untuk mengurangi resiko penggunaan kipas angin, ia menyarankan untuk tidak terus menerus mengarahkan hembusan kipas ke bagian tubuh atau bisa juga menggunakan mode swing.

Hal yang serupa juga terjadi pada penggunaan pendingin udara (AC). Rahmantio Adi mengungkapkan, AC membuat tubuh terasa lebih segar dengan kemampuan mendinginkan ruangan yang lebih optimal dibandingkan kipas angin. Namun, sirkulasi udara terbatas dan selalu sama dalam ruangan.

Baca juga: Prospek Kerja Jurusan Sains Data, Lulusan Paling Dicari di Era Digital

Pendingin ruangan, lanjut dia, baik kipas maupun AC memang sangat diperlukan pada kondisi suhu panas. Namun penggunaannya perlu diatur.

"Selain itu, perlu diseimbangi dengan olahraga teratur dan makan yang bergizi agar terhindar dari dehidrasi," tegasnya.

Tips tidak merasa gerah di malam hari

Ia memberikan beberapa tips lain agar tidak merasa gerah saat tidur di malam hari.

Pertama, memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain pencahayaan, penghawaan, dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan serta aman.

Kedua, memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain privasi atau keleluasaan pribadi yang cukup, nyaman, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

Ketiga, memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar-penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan.

"Cukupkan sinar matahari pagi, lindungi makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup, bebas dari hama kering dan bebas dari debu dan kotoran," urai dia.

Dan yang keempat adalah memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah.

Baca juga: Beasiswa S2 Kominfo, Bisa Kuliah Gratis di Telkom University

Antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir serta efisien dan hemat energi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com