Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya Ungkap Ciri-ciri Orangtua Toxic

Kompas.com - 28/10/2023, 12:07 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memutuskan memiliki anak artinya orangtua bisa bertanggung jawab mengasuh dan merawat anak.

Namun belakangan ini justru banyak orangtua yang toxic. Istilah toxic parenting diberikan bagi orangtua yang mewajarkan kekerasan verbal maupun non verbal kepada anak.

Lilik Binti Mirnawati selaku dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menjelaskan bahwa toxic parenting sendiri bukan hanya tentang kekerasan fisik.

Namun juga dapat berupa kekerasan verbal maupun psikologis yang sifatnya tidak terlihat oleh mata sehingga sulit terdeteksi.

Baca juga: Dosen UMM: Cacingan Bikin Anak Tidak Cerdas

Ada ciri-ciri toxic parenting yang dijelaskan oleh Mirna. “Sikap orang tua yang selalu ingin dituruti, tidak pernah menghargai perasaan anak dan tidak memberi anak dalam hak berpendapat termasuk juga dalam toxic parenting,” ungkap Mirna dilansir dari UM Surabaya.

Mirna menambahkan toxic parenting dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak khususnya pada kesehatan mentalnya.

Ciri-ciri orangtua yang toxic lainnya yaitu selalu menggali kekurangan anak dan harus sesuai dengan keinginan orang tuanya.

Anak yang dibesarkan dalam kondisi pengasuhan yang seperti itu dapat tumbuh menjadi sosok yang sulit menghargai diri sendiri, sehingga nantinya akan membentuk anak menjadi seorang yang selalu menyalahkan diri sendiri,” imbuhnya.

Dampak toxic parenting

Menurutnya, toxic parenting akan berdampak negatif bagi anak ke depannya, di mana kerap kali luka tersebut muncul ketika anak mulai dewasa.

Anak bisa mengalami stres berkepanjangan dan depresi, hingga menderita sakit mental maupun fisik.

Baca juga: 6 Tips Tetap Punya Uang di Masa Tua, Kata Dosen UM Surabaya

Lebih lanjut lagi Mirna menjelaskan toxic parenting juga dapat menyebabkan terganggunya kepribadian dan membuat konsep diri anak menjadi berantakan, selain itu juga berdampak pada relasi sosial menjadi tidak sehat.

“Bahaya yang paling mengerikan dari toxic parenting adalah anak akan berperilaku sama di masa yang akan datang atau dengan kata lain menjadi toxic parents selanjutnya bagi anak-anak mereka kelak,” imbuhnya lagi.

Hal tersebut merupakan konsekuensi yang harus diterima dari toxic parenting di mana anak akan menirukan hal yang sama dan membenarkan hal tersebut terjadi sebagai suatu kewajaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com