Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia Pahlawan Revolusi G-30-S PKI, Paling Muda Gugur Umur 26 Tahun

Kompas.com - 29/09/2023, 11:23 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Setiap tanggal 30 September, masyarakat Indonesia akan memperingati momen Gerakan 30 September atau G-30-S PKI.

Pada peristiwa itu, sepuluh pahlawan Indonesia menjadi korban peristiwa pergantian malam 30 September ke 1 Oktober 1965.

Mereka dituduh akan melakukan makar terhadap Presiden Pertama RI Soekarno melalui Dewan Jenderal. Jenazah ketujuh pahlawan revolusi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah sumur di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Baca juga: Profil 10 Pahlawan Revolusi yang Gugur pada Peristiwa G-30-S

Selain ketujuh sosok TNI, masih ada 2 sosok lain yang ikut diculik dan menjadi korban.

Mereka yang gugur menjadi Pahlawan Revolusi saat itu, masih menyandang pangkat atau gelar di usia muda. Paling tua berumur 45 tahun dan paling muda berusia 26 tahun.

Berapa usia dan gelar masing-masing para pahlawan revolusi ini?

1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani

Ahmad Yani meninggal di usia 43 tahun ketika peristiwa G-30-S PKI berlangsung.

Dilansir dari laman Kemendikbud, Ahmad Yani adalah seorang petinggi TNI AD di masa Orde Lama. Dia lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1922.

Ketika muda, Ahmad Yani mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Setelah itu, karier Ahmad Yani berkutat di militer. Dia turut ikut dalam pemberantasan PKI Madiun 1948, Agresi Militer Belanda II, dan penumpasan DI/TII di Jawa Tengah.

Pada tahun 1958, dia diangkat sebagai Komandan Komando Operasi 17 Agustus di Padang Sumatera Barat untuk menumpas pemberontakan PRRI. Dia diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tahun 1962.

2. Letjen (Anumerta) Suprapto

Suprapto berusia 45 tahun ketika peristiwa G-30-S PKI.

Dia lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920, dan sempat mengikuti pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Bandung dan harus terhenti karena pendaratan Jepang di Indonesia.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, dia ikut merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap.

Kemudian, dia memasuki Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto dan ikut dalam pertempuran di Ambarawa sebagai ajudan Panglima Besar Sudirman.

Baca juga: Kemendikbud Buka 16.102 Posisi CPNS 2023, Ini Kriteria dan Syaratnya

Kariernya terus melejit di militer. Namun ketika PKI mengajukan pembentukan angkatan perang kelima, Suprapto menolaknya.

Dia pun menjadi korban pemberontakan G-30-S PKI bersama para petinggi TNI AD lainnya.

3. Letjen (Anumerta) S. Parman

Salah satu tokoh militer penting ini meninggal di usia 47 tahun dalam peristiwa G-30-S PKI.

Siswondo Parman dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com