Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Sumber Kebakaran Museum Nasional Bukan dari Dalam Gedung

Kompas.com - 19/09/2023, 12:52 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) menerima laporan awal dari hasil proses penyelidikan pihak kepolisian terkait sumber awal api pada Senin (18/9/2023).

"Diketahui api berasal dari belakang Gedung A Museum Nasional Indonesia. Kami menekankan bahwa kebakaran ini tidak dimulai dari dalam gedung. Namun, imbas kebakaran menyebabkan beberapa ruangan di bagian belakang Gedung A terkena dampak," kata Plt. Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB) Kemendikbud Ristek Ahmad Mahendra dalam keterangannya, Selasa (19/9/2023).

Baca juga: Kemendikbud: Sistem Zonasi Dihapus Tidak Selesaikan Masalah PPDB

Proses evakuasi koleksi dan benda bersejarah dari Gedung A Museum Nasional Indonesia berjalan lancar dan dilaksanakan dengan sangat hati-hati.

Hampir 100 orang dikerahkan oleh tim MNI bekerja sama dengan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) telah berhasil menyelamatkan sejumlah besar artefak berharga dan sejarah yang ada di dalam Gedung A.

Sejak musibah kebakaran yang terjadi pada Sabtu (16/9/2023) malam, beberapa langkah dan tindakan telah dilakukan hingga Senin (18/9/2023).

Antara lain pembentukan tim investigasi dan evakuasi lintas unit, penutupan enam ruangan yang terdampak oleh Puslabfor, penutupan terbatas pada 1 ruangan terdampak untuk investigasi lebih lanjut sementara proses evakuasi dan pemindahan koleksi benda bersejarah perlahan dilakukan pada kelima ruangan lainnya.

"Sejak kemarin, kami telah memulai proses evakuasi koleksi dari area terdampak ke ruangan penyimpanan sementara didampingi oleh pihak kepolisian, serta melakukan inventarisasi untuk memastikan bahwa setiap benda bersejarah tercatat dengan akurat dan akan mendapatkan perawatan yang diperlukan selama periode pemulihan ini," ucap dia.

"Beberapa di antaranya tidak mengalami kerusakan atau utuh, sementara yang lain mengalami tingkat kerusakan yang bervariasi," tambah Mahendra.

Proses evakuasi dilakukan dengan mengerahkan tim tenaga ahli khusus untuk mengangkat puing dengan diawasi dan diarahkan oleh tim evakuasi koleksi agar dapat mencermati dan mengambil tindakan yang tepat perihal pengangkatan koleksi sejarah maupun material bangunan yang terbakar.

Diperlukan beberapa alat berat dan teknik pengangkatan atap gedung yang rusak untuk proses evakuasi dan penyelamatan koleksi dan benda bersejarah yang berada di ruangan terdampak.

Mahendra mengungkapkan, secara keseluruhan, total koleksi dan benda bersejarah yang disimpan di Museum Nasional Indonesia sendiri sebanyak 194.000 koleksi.

Terdapat 817 koleksi yang berada dan dipamerkan pada enam ruangan yang terdampak.

Baca juga: Lulusan SMA/MA Bisa Daftar Akpol Berpangkat Ipda, Berikut Syaratnya

"Koleksi dan benda bersejarah tersebut merupakan koleksi berbahan perunggu, keramik, terakota, dan kayu, serta koleksi miniatur dan replika benda prasejarah yang ditemukan dalam kondisi utuh maupun rusak ringan sampai berat," terang dia.

MCB berkomitmen untuk memberikan rincian tentang daftar koleksi-koleksi yang terdampak, serta langkah penanganan dan restorasi koleksi lebih lanjut, setelah hasil investigasi resmi diperoleh dari Puslabfor Polri.

"Kami juga telah membuka komunikasi dengan sejumlah tenaga ahli untuk dapat bekerja sama dan memberikan dukungan dalam proses penyelamatan dan restorasi seluruh koleksi yang terdampak, serta pengelolaan museum dan cagar budaya yang lebih baik ke depannya," jelas Mahendra.

Restorasi dan proses identifikasi seluruh koleksi yang terdampak dari musibah yang terjadi merupakan proses yang terperinci dan membutuhkan waktu serta ruang yang cukup dan memadai.

Baca juga: Kemendikbud: AN Jadi Asesmen Pendidikan Terbesar di Dunia

"Sesuai arahan Mas Menteri, kejadian ini menjadi momentum bagi kami untuk melakukan perubahan di MNI agar menjadi jauh lebih baik dan menuju standar permuseuman dunia," tutup Mahendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com