Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kisah Soekarno-Hatta, Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 16/08/2023, 13:22 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Dua putra bangsa ini namanya bakal dikenang sepanjang hayat. Sebab, Ir. Soekarno dan Dr. Drs. H. Mohammad Hatta adalah Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia.

Terlebih pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, jasa kedua putra bangsa ini tak ternilai.

Tentu kiprah keduanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sudah tidak diragukan lagi.

Memang mereka tidak berjuang secara fisik dan senjata seperti pahlawan-pahlawan lain, akan tetapi mereka berjuang melalui ide-ide, pemikiran kritis, dan juga diplomasi kepada pemerintahan kolonial.

Baca juga: 16 Agustus 1945, Peristiwa Perumusan Tes Proklamasi Kemerdekaan

Bagi siswa yang masih sekolah yang sedang belajar sejarah kemerdekaan Indonesia, seperti ini kisah sang proklamator kemerdekaan Indonesia. Informasi dilansir dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek.

Kisah Soekarno

Soekarno yang juga dikenal sebagai Presiden pertama RI ini lahir di Blitar Jawa Timur pada 6 Juni 1901. Semasa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orangtuanya di Blitar.

Saat ia di sekolah dasar hingga tamat, Soekarno indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto) yang merupakan politisi kawakan pendiri Syarikat Islam.

Bung Karno, panggilan akrab Soekarno ini kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah memupuk rasa nasionalisme dalam sanubarinya.

Usai lulus HBS pada 1920, ia pindah ke ibukota Jawa Barat dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool) atau sekolah Teknik Tinggi yang sekarang disebut sebagai Institut Teknologi Bandung. Ia berhasil meraih gelar insinyur pada 25 Mei 1926.

Kiprah Soekarno berlanjut ke bidang politik. Kemudian, sang proklamator ini merumuskan ajaran Marhaenisme serta mendirikan sebuah partai yang bernama PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927.

Tentu tujuan didirikannya partai ini adalah untuk menuju Indonesia merdeka.

Namun, Belanda atau penjajah yang tidak senang dengan pergerakan Soekarno mengambil tindakan agar pemerintahan Hindia-Belanda saat itu masih bisa berdiri kokoh di tanah jajahannya.

Baca juga: Sejarah Kemerdekaan Indonesia, Berawal Kekalahan Jepang dari Sekutu

Akibatnya Belanda menjebloskan Soekarno ke penjara Sukamiskin yang berada di di Bandung pada 29 Desember 1929.

Selama 8 bulan mendekam di jeruji besi, ia pun baru disidangkan. Dalam pidato pembelaannya yang berjudul “Indonesia Menggugat”, beliau menggambarkan kondisi politik internasional dan keadaan rakyat Indonesia di bawah belenggu kolonialisme.

Pembelaannya itu membuat Belanda semakin marah sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, beliau bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com