DI ERA digital ini yang penuh dinamika, transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi berbagai sektor.
Tantangan bagi instansi pemerintah dan akademik di Indonesia adalah merancang dan menjalankan strategi transformasi digital yang efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Penting untuk diketahui, penilaian awal kematangan digital (digital maturity assessment) menjadi langkah penting pertama.
Sebagai contoh, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan penilaian kematangan digital pada 100 kabupaten/kota di Indonesia pada 2019.
Menurut penilaian tersebut, tingkat kematangan digital kabupaten/kota di Indonesia rata-rata masih berada pada tahap awal (level 1).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga melakukan penilaian serupa di 34 provinsi di Indonesia pada 2020. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kematangan digital provinsi di Indonesia berada pada tahap menengah (level 3).
Pada 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga melakukan penilaian kematangan digital pada 250 sekolah di Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kematangan digital sekolah di Indonesia masih berada pada tahap awal (level 1).
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerapkan metode penilaian Digital Maturity Assessment for Bank (DMAB) untuk mengukur tingkat digitalisasi bank.
DMAB akan melakukan evaluasi secara menyeluruh pada tingkat kematangan digital bank dalam enam aspek, termasuk data, teknologi, manajemen risiko, kolaborasi, pengaturan institusional, dan pelanggan.
Langkah ini merupakan upaya regulator dalam mengawasi tingkat kematangan digital setiap bank.
Pada sektor kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menggunakan Health Metric Networks (HMN) sejak 2007 untuk menilai kapasitas penyelenggaraan sistem informasi kesehatan (SIK) hingga level kabupaten/kota.
Kementerian Kesehatan juga menggunakan instrumen lain seperti Global Digital Health Index (GDHI) dan Survey, Count, Optimize, Review, Enable (SCORE) yang menilai kapasitas SIK pada hampir semua elemen utama dari sistem informasi kesehatan.
Sementara itu, transformasi digital dalam pendidikan tinggi tidak hanya tentang penerapan teknologi. Yang juga penting adalah sejauh mana teknologi tersebut mampu mendukung pengalaman belajar, efisiensi operasional, dan mencapai tujuan strategis perguruan tinggi.
Sehubungan dengan hal ini, sangat penting untuk melakukan penilaian kesiapan transformasi digital sebelum memulai proses transformasi tersebut. Banyak perguruan tinggi di Indonesia telah memulai proses ini.