Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya Ungkap Penyebab Stroke pada Usia Muda

Kompas.com - 20/07/2023, 12:24 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Stroke merupakan salah satu penyakit pembuluh darah otak penyebab utama kecacatan, sekaligus menjadi penyebab kematian kedua tertinggi setelah penyakit jantung.

Menurut data American Stroke Association sebanyak 17 juta orang mengalami stroke setiap tahun, dan diperkirakan setiap 40 detik ada 1 orang mengalami stroke, dan setiap 3 menit seseorang mati karena stroke.

Baca juga: Kisah Indah, Anak Buruh Diterima di UGM dengan Beasiswa 100 Persen

Amerika sebagai negara maju, dilaporkan sebanyak 439 orang meninggal setiap hari akibat stroke.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Firman menyebut, penyakit mematikan ini tidak hanya terjadi pada usia tua, tapi juga pada usia muda.

Dalam 3 dekade terakhir, sejumlah hasil penelitian telah mempublikasikan mengenai kejadian stroke pada usia muda, antara usia 20 hingga 45 tahun, yaitu mencapai 3.589 orang.

Sementara dari data Riset Kesehatan Dasar, Kemenkes RI tahun 2018, melaporkan bahwa kasus stroke di Indonesia pada usia di atas 15 tahun terus meningkat signifikan, yaitu sekitar 10,9 hingga 11 orang dari 100 orang usia muda mengalami stroke.

Sedangkan 5 tahun sebelumnya hanya sekitar 7/100 orang.

"Stroke di usia muda berakibat pada beban sosial ekonomi yang lebih berat, sebab masalah umum yang terjadi ketika mengalami stroke, akan terjadi lumpuh atau keterbatasan menggerakkan anggota tubuh, gangguan kognitif, persepsi, dan gangguan kemampuan berbicara," kata dia mengutip laman UM Surabaya, Kamis (20/7/2023).

Akibatnya, sebut dia, seseorang tidak lagi bisa produktif dan bekerja, padahal butuh biaya pengobatan yang tidak sedikit.

Firman menyebut, faktor risiko penyebab stroke pada orangtua dan usia muda tidak sama. Faktor risiko yang umum terjadi pada orangtua adalah hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes melitus.

Sedangkan faktor risiko pada usia muda adalah dislipidemia (60 persen), merokok (44 persen), dan hipertensi (39 persen).

Firman menjelaskan, sebuah penelitian menjelaskan bahwa terjadinya peningkatan risiko stroke di usia muda, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Baca juga: Mengenal Jenis Stroke dan Gejalanya dari Dosen Neurologi Unair

Hal ini disebabkan karena meningkatnya angka perokok dan minuman beralkohol.

Selain itu penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba juga menjadi faktor risiko terjadinya stroke pada kelompok usia muda.

"Penggunaan amfetamin memiliki risiko 5 kali lebih besar mengalami stroke dibandikan dengan anak muda yang bukan pengguna obat tersebut. Sementara kokain memiliki risiko 2,33 kali lebih besar mengalami stroke daripada mereka yang bukan pengguna. Karena itu, inilah alasan mengapa di negara maju seperti Amerika kasus stroke dan kematian akibat stroke sangat tinggi," jelas dia.

Firman menegaskan kasus stroke di usia muda harus mendapatkan perhatian secara serius, karena memiliki dampak buruk jangka panjang yang sangat besar.

Baca juga: Lulus Masuk Universitas Brawijaya, Rafi Penuhi Janji Jalan Kaki 10 Km

"Yang perlu dilakukan adalah pencegahan dini, dengan cara melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya anak muda, agar menghindari beberapa faktor risiko stroke di atas, serta melakukan cek kesehatan secara rutin. Dengan demikian kejadian stroke di usia muda dapat ditekan dengan baik," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com