Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unair: Ini Bahaya Narkoba bagi Balita dan Cara Penanganannya

Kompas.com - 20/07/2023, 12:03 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Narkoba sampai saat ini masih menjadi ancaman bagi siapa saja. Tak terkecuali bagi anak-anak maupun para remaja.

Tapi ironisnya ada kasus balita yang positif narkoba. Ternyata, bayi berusia 3 tahun di Samarinda itu positif narkoba usai minum air dari tetangganya.

Air yang diminum sang balita itu diduga mengandung narkoba. Hingga balita berperilaku aneh, tidak bisa tidur dan menangis tak keruan.

Melansir laman Universitas Airlangga (Unair), Kamis (20/7/2023), pakar Unair yang juga dosen Farmasi Unair, Dr Isnaeni, MS, Apt, memberikan penjelasan.

Baca juga: Pendidikan Agama dan Keluarga Jadi Kunci Anak Bebas dari Narkoba

Bisa timbulkan ketergantungan

Ia mengatakan bahwa narkoba menimbulkan pengaruh pada kerja otak jika masuk ke dalam tubuh. Narkoba memiliki daya adiksi, toleran, dan habitual (kebiasaan) yang sangat kuat.

Selain itu juga menyebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas dari ketergantungannya. Efek ini akan menyerang semua usia mulai dari anak-anak sampai lansia.

Maka dari itu, penyalahgunaan narkoba di kalangan para pelajar merupakan hal yang harus orangtua waspadai karena berbahaya bagi pelajar atau remaja.

"Bentuknya pun bermacam-macam, mulai dari mengancam kesehatan tubuh hingga merusak masa depan para remaja, baik dalam jangka panjang maupun pendek," ujarnya.

Namun umumnya, pencandu narkoba itu berusia 11 sampai 24 tahun, yaitu termasuk usia produktif.

Meski demikian, kini telah terjadi beberapa kasus anak yang mencoba atau tak sengaja mengonsumsinya. Mereka dapat mengalami ketergantungan terhadap narkoba dan dampak negatif penyalahgunaan narkoba.

Baca juga: 8 Jenis Makanan Penambah Darah, Info Ners Unair

Tentu perubahan yang dapat terjadi antara lain perubahan sikap, kepribadian, dan perangai; menurunnya kedisiplinan; dan nilai-nilai pelajaran.

Para pencandu juga menjadi emosional mudah marah dan mudah tersinggung, rasa takut dan kecurigaan yang berlebihan, dan halusinasi.

Upaya yang dilakukan jika anak kecanduan

1. Diperiksa dokter

Pemeriksaan diperlukan oleh dokter dan terapis dalam mengukur sejauh mana kecanduan dan efek samping yang dialami.

Jika si pemakai mengalami depresi atau gangguan perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek tersebut sebelum melakukan rehabilitasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com