Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Ini Alasan Pasien Harus Puasa Sebelum Operasi

Kompas.com - 12/07/2023, 14:07 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Ketika seorang pasien direncanakan operasi, biasanya akan diminta untuk berpuasa 6-8 jam sebelum operasi dilakukan.

Hal ini sangat penting untuk menjaga keselamatan pasien saat dilakukan tindakan operasi.

Baca juga: 6 Tips Kuliahkan Anak bagi Orangtua Gaji di Bawah Rp 5 Juta

Jika pasien tidak berpuasa sebelum tindakan operasi, maka akan sangat membahayakan kondisi pasien tersebut.

Prosedur dalam tindakan pembedahan, pasien akan dilakukan pembiusan atau diberikan obat anestesi, dengan tujuan agar pasien tidak merasakan nyeri saat dilakukan operasi, dan disaat yang sama pada beberapa tindakan operasi pasien akan dibuat tidak sadar.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Firman mengatakan, tindakan pembiusan ini erat kaitannya dengan mengapa seorang pasien harus puasa.

Ada beberapa teknik pembiusan yang akan dipilih oleh dokter atau ahli anestesi, yaitu pembiusan umum, pembiusan setengah badan, pembiusan untuk satu daerah organ tubuh, dan pembiusan lokal.

Menurut dia, pemilihan teknik pembiusan akan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti lokasi penyakit pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan, riwayat penyakit yang diderita pasien, dan tentunya mempertimbangkan keselamatan dan kenyamanan pasien.

"Semua tindakan pembiusan pada operasi yang terencana membutuhkan persiapan puasa yang cukup, kecuali pembiusan lokal," ujar dia mengutip laman UM Surabaya, Rabu (12/7/2023).

Dia mengaku, pembiusan umum dilakukan dengan cara pasien dibuat tidak sadar sepenuhnya.

Baca juga: Belum Lolos SMA Negeri, Ini 5 Sekolah Swasta Terbaik di Jakarta Timur

Di mana ketika pasien tidak sadar, akan menyebabkan hilangnya refleks batuk dan refleks menelan, serta hilangnya kendali terhadap spingter atau katup pada lambung yang mengatur kembalinya isi lambung ke tenggorokan.

"Berpuasa sebelum operasi bertujuan agar pasien tidak muntah yang bisa menyebabkan isi lambung naik ke tenggorokan, kemudian karena hilangnya refleks batuk dan menelan bisa menyebabkan pasien tersendak sehingga sisa muntahan akan masuk ke dalam paru, akibatnya kerusakan paru yang akhirnya mengalami sesak nafas dan hipoksia berat," katanya.

Oleh sebab itu, sebelum tindakan operasi dilakukan, pasien diminta untuk berpuasa agar pasien tidak muntah pada saat dilakukannya tindakan operasi.

Sehingga proses tindakan operasi bisa berjalan dengan baik.

Setelah tindakan operasi, lanjut dia, pasien masih harus tetap puasa, sampai diperbolehkan makan oleh dokter atau perawat yang bertugas.

Baca juga: Teliti Manfaat Jahe, Shirly Raih Gelar S3 di UI dengan IPK 3,99

"Biasanya pasien diperbolehkan makan ketika pasien sudah sadar, dengan kesadaran optimal, tekanan darah kembali normal, pasien bisa batuk dan menelan Kembali," tukas Firman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com