Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB: Keluarga Berperan Besar Turunkan Angka Stunting

Kompas.com - 04/07/2023, 16:09 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Keluarga merupakan institusi sosial terkecil di masyarakat. Namun demikian, keluarga berperan sangat besar dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.

Keluarga adalah institusi pertama dan utama dalam mendidik, melindungi serta memelihara anak-anaknya sesuai dengan nilai-nilai keluarga, norma masyarakat dan agama yang dianut sehingga dihasilkan generasi berkualitas.

Baca juga: 4 Jurusan Kuliah Ini Punya Peluang Kerja Tinggi di Luar Negeri

"Generasi berkualitas ini akan menjadi calon pemimpin bangsa dan pemegang roda pembangunan masa akan datang. Oleh karena itu, keluarga pilar dan pondasi bangsa. Jika pilar dan pondasi keluarga tidak kuat, maka negara tidak akan mempunyai landasan yang kuat alias keropos," kata Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB, Dr. Tin Herawati dalam keterangannya, Selasa (4/7/2023).

Dr. Tin mengatakan, untuk menghasilkan generasi berkualitas maka keluarga harus menjalankan fungsinya dengan baik.

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2014 membagi fungsi keluarga menjadi delapan fungsi yaitu fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.

"Jika fungsi keluarga berjalan dengan baik maka akan mampu memenuhi kebutuhan materi, mendukung pertumbuhan dan perkembangan anggotanya. Oleh karena itu, fungsi keluarga yang berjalan dengan baik tidak hanya berpengaruh terhadap kesuksesan dan kebahagiaan keluarga tetapi juga berpengaruh terhadap pembentukan SDM yang berkualitas," tutur dia.

Menurut dia, saat ini Indonesia masih dihadapkan permasalahan dalam pembentukan SDM berkualitas yang ditunjukkan masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia.

Dampak yang diakibatkan stunting adalah menurunnya tingkat kecerdasan, lebih rentan terhadap penyakit dan menurunkan produktivitas. Dalam jangka panjang, stunting berdampak pada pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan.

"Keluarga merupakan bagian sangat penting dalam berkontribusi terhadap permasalahan stunting. Pada keluarga dengan anak stunting menunjukkan adanya fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan baik," ujar dia.

Dr. Tin menjelaskan bahwa faktor sosial ekonomi keluarga sangat terkait dengan kejadian stunting. Keluarga dengan pendapatan rendah mengalami kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi untuk anak.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa fungsi ekonomi tidak berjalan baik yang berdampak pada minimnya fungsi perlindungan kepada anak.

Baca juga: Dosen UM Surabaya Beri 5 Tips Turunkan Kolesterol Usai Makan Daging

Faktor risiko terjadinya stunting terkait dengan jumlah anak dan jarak kelahiran.

Kondisi keluarga yang ekonominya kurang dan mempunyai anak banyak akan merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Jarak kelahiran mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anaknya.

"Jumlah anak terlalu banyak dan terlalu dekat jarak kelahiran dapat dicegah jika fungsi reproduksi dalam keluarga berjalan dengan baik. Keluarga harusnya berfungsi sebagai pengatur reproduksi keturunan secara sehat dan berencana sehingga anak-anak yang dilahirkan menjadi generasi penerus yang berkualitas," ungkap dia.

Lanjut dia menyebut, faktor lain yang menjadi risiko terjadinya stunting adalah rendahnya kualitas kesehatan lingkungan. Keluarga yang memiliki lingkungan yang tidak sehat, sumber air dan sanitasi yang buruk memiliki peluang lebih besar anak mengalami stunting.

Rendahnya kualitas kesehatan lingkungan menunjukkan pelaksanaan fungsi pembinaan lingkungan oleh keluarga yang belum optimal, yang berarti keluarga kurang berperan untuk memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan.

"Berdasarkan berbagai faktor penyebab stunting maka kunci utama dalam mencegah stunting adalah memperkuat pelaksanaan fungsi keluarga. Kunci sukses pelaksanaan fungsi keluarga ada di tangan orangtua sebagai pengendali keluarga," tutur Dr. Tin.

Baca juga: Kuliah Bersusah Payah, tetapi Mahasiswa UB Ini Lulus dengan IPK 3,94

Dia menegaskan, fungsi keluarga harus dijalankan dengan baik oleh setiap keluarga dan harus menjadikan pijakan dan tuntunan setiap keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas yang bebas stunting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com