Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MTs N 4 Jakarta Angkat 'Gong si Bolong' di Konferensi Internasional

Kompas.com - 06/04/2023, 13:31 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kiprah madrasah saat ini tidak hanya terbatas pada masalah keagamaan dan bersifat lokal saja. Melainkan juga sudah merambah ke berbagai bidang dan mendunia.

Terbaru, Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta (MTs N 4 Jakarta) akan menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang Caretakers of the Environment International (CEI) Conference 2023.

Konferensi yang akan berlangsung di Yogyakarta pada 2 sampai 8 Juli 2023 ini akan diikuti oleh lebih dari 50 negara.

Baca juga: Pakar UGM Tak Anjurkan Olahraga Pagi Saat Puasa, Mengapa?

CEI merupakan konferensi tahunan yang dihadiri oleh guru dan siswa dari berbagai negara untuk mempersiapkan generasi muda dalam rangka aksi membangun komunitas berkelanjutan. Pada tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan agenda tersebut.

"Untuk tahun ini, kami dari MTs N 4 Jakarta akan hadir mewakili Indonesia dan akan menyampaikan tema tentang pelestarian budaya dan lingkungan sungai Krukut," ungkap Kepala MTs N 4 Jakarta Retno Dewi Utami saat beraudiensi dengan Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi mengutip laman Kemenag, Kamis (6/4/2023).

Dalam konferensi tersebut, kata dia, MTs N 4 Jakarta akan mengirimkan tim, di antaranya Syauqy Faza Mukti Al Haritsy, Shafa Raihanah, Shakeela Batrisya, Hamdi, Raki Naufal Farras, dan Ustadz Teguh Satria Pendowo.

Dewi, begitu sapaannya, menjelaskan ragam pelestarian budaya sungai Krukut yang akan diangkat adalah 'Gong Si Bolong'.

"Jadi sekitar abad ke-16 di daerah sungai Krukut itu ditemukan gong berlubang yang kemudian dikenal dengan sebutan Gong Si Bolong," ungkap Dewi.

Gong ini merupakan sebuah alat musik pukul, yang tengahnya berlubang (bolong) sehingga disebut oleh masyarakat sekitar sungai Krukut dengan Gong si Bolong.

Dalam perkembangannya, gong ini kemudian dimainkan bersama alat musik lain yang selanjutnya menjadi kesenian gamelan yang banyak dikenal di sekitar masyarakat Krukut tersebut.

"Budaya Gong Si Bolong ini berkaitan erat dengan Moderasi Beragama karena merupakan perpaduan antara budaya Muslim Betawi dan masyarakat Tionghoa," ujar Dewi.

Baca juga: 80 Siswa MAN 2 Malang Lolos SNBP 2023, 15 Siswa Masuk Kedokteran

Gong itu memberikan dampak terhadap perkembangan kesenian di Kota Depok yang memang dekat dengan aliran sungai Krukut.

Bahkan, Gong Si Bolong kemudian dijadikan warisan budaya takbenda oleh Unesco dan juga dijadikan tugu oleh Pemkot Depok.

"Saat ini Gong si Bolong sudah tidak digemari lagi oleh anak muda sehingga pegiatnya tinggal sekitar lima orang saja. Jika tidak ada pewarisnya, maka Unesco tidak akan menganggapnya lagi," tambah Dewi.

Selain Gong Si Bolong, lanjut Dewi, delegasi MTsN 4 Jakarta juga membuat program Siber Sikut atau Aksi Bersih-Bersih Sungai Krukut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com