Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Buruh Serabutan Lulus Cumlaude di UNY, Dulu Sempat Tak Lolos Bidikmisi

Kompas.com - 21/01/2023, 14:50 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Meski berasal dari keluarga kurang mampu, tapi tak menyurutkan niat Maghfiroh Izza Maulani untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi.

Bahkan Izza, anak pertama pasangan Sudarjo dan Sri Wahyuni yang berprofesi sebagai buruh serabutan tersebut berhasil lulus dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Warga Tersan, Desa Tersan Gede, Kecamatan Salam Magelang Jawa Tengah tersebut lulus dari Prodi Pendidikan Matematika Fakultas MIPA dengan IPK 3,77 dan meraih predikat cumlaude.

Meski demikian, perjalannya untuk bisa kuliah di UNY itu tidak mudah. Dia bahkan sempat terkendala finansial saat di bangku SMA.

Baca juga: Mahasiswa Asal Gambia Cerita Pengalaman Kuliah di UNY

Melansir laman UNY, Jumat (20/1/2023), Izza adalah lulusan terbaik SMP di Sub Rayon Salam dengan total nilai Ujian Nasional 379,5 atau dengan nilai rerata 94,875.

Dia dulu sempat untuk melanjutkan sekolah di SMK terdekat dan biaya murah, tetapi berkat ada kemurahan hari dermawan yang berkenan menjadi orang tua asuh, Izza akhirnya sekolah di SMAN 3 Magelang.

Dapat beasiswa Bidikmisi

Usai lulus SMA, dia kebingungan masalah biaya karena ingin lanjut kuliah. Bahkan orangtuanya juga berpesan jika mau kuliah maka harus dengan biaya sendiri.

Meski empat down dengan keadaan waktu itu, apalagi mimpi Izza saat itu ingin menjadi dokter, dia menyadari kalau kuliah itu tidak murah apalagi bidang kedokteran.

Namun dengan bimbingan guru BK, akhirnya Izza menemukan minat di bidang lain. Karena suka matematika dan fisika, akhirnya dia terpikirkan untuk mengambil jurusan terkait.

Sekolah pun ikut andil dengan mendaftarkannya pada beasiswa bidikmisi yang sekarang bernama KIP Kuliah.

Baca juga: Usai Lulus S3, Japhet Dirikan Sport Massage dan Terapi ala UNY di Burundi

Tak berhenti disitu saja, usai melalui tes SBMPTN, Izza diterima sebagai mahasiswa baru pendidikan matematika UNY. Tetapi, dia belum dinyatakan lolos bidikmisi karena perlu ada survey dan kuota yang terbatas.

"Pada awal semester, saya sempat tidak lolos bidikmisi. Sempat kelimpungan, takut UKT mahal dan tidak bisa membayar," ujar Izza dikutip dari laman UNY.

Namun Izza beruntung karena ada penambahan kuota mahasiswa bidikmisi, sehingga Izza berhasil lolos dan dia bisa menjalani kuliah tanpa memikirkan biaya pendidikan.

Ikut kegiatan kampus

Ketika kuliah, dia hampir setiap hari berangkat pukul 6 pagi karena membutuhkan waktu satu jam untuk ke kampus.

Untuk menghemat biaya, hampir setiap hari pula Izza membawa bekal makan. Hal itu mengingat jarak rumah cukup jauh dan jadwal kuliah tidak berurutan.

Baca juga: Dosen UGM: Ini Jenis Pemeriksaan Dini Kanker Payudara

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com