Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UGM: Ini Jenis Pemeriksaan Dini Kanker Payudara

Kompas.com - 21/01/2023, 11:31 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kanker payudara menjadi jenis kanker yang jumlah penderitanya paling banyak di Indonesia.

Tak hanya itu saja, kanker payudara juga jadi penyumbang nomor 1 penyebab kematian akibat kanker.

Fakta ini cukup memprihatinkan. Maka dari itu, deteksi kanker payudara sejak dini sangat penting untuk disosialisasikan kepada masyarakat luas.

Dalam Bincang Sehat Radio Indonesia Sehat (RAISA) UGM, Jumat (20/1/2023), dr. Ajeng Viska Icanervilia, MPH., dari Departemen Radiologi FKKMK UGM menjadi narasumber.

Baca juga: Stikes Panti Kosala: 7 Manfaat Alpukat untuk Bayi

Dokter Icha menjelaskan, terminologi 'deteksi dini' memiliki 2 makna yang berbeda. Yakni ada yang namanya early diagnosis dan screening.

1. Early diagnosis dilakukan pada pasien yang sudah bergejala.

2. Screening dilakukan kepada populasi yang belum bergejala.

"Keduanya bertujuan untuk mengetahui gejala kanker payudara seawal mungkin," ujarnya dikutip dari laman FKKMK UGM.

Pemeriksaan dini kanker payudara

Sementara itu, untuk pemeriksaan dini bisa dilakukan untuk mendeteksi gejala kanker payudara.

1. Pertama adalah SADARI

"Ini bisa dilakukan sendiri sejak perempuan mendapatkan haid pertamanya," kata dr. Icha.

2. Pemeriksaan yang selanjutnya adalah SADANIS

Adapun pemeriksaan ini dilakukan oleh bidan, dokter, atau petugas medis lainnya.

"Wanita dengan usia di atas 40 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan SADANIS secara rutin 1 tahun sekali di fasilitas kesehatan terdekat," imbuh dr. Icha.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Mata dari Ners Unair

3. Pemeriksaan yang dilakukan menggunakan mamografi

Dijelaskan, mamografi adalah sebuah alat radiologis yang menggunakan sinar X dosis rendah, bisa dilakukan di fasilitas kesehatan yang memiliki alat tersebut.

Pemeriksaan mamografi sebaiknya dilakukan 2 tahun sekali secara rutin untuk usia 40 tahun dan 1 tahun sekali untuk usia di atas 50 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com