Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GeNose Siap Dipasarkan ke-4 Negara, Sudah Publikasi 2 Jurnal Internasional

Kompas.com - 26/08/2022, 11:38 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

 

KOMPAS.com - GeNose C19 yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) bersiap mengepakan sayap ke empat negara. Yakni Malaysia, Singapura, Jepang dan Kamboja (

Saat ini GeNose C19 sedang dalam proses perpanjangan izin edar untuk ekspansi ke empat negara.

Mendukung hal tersebut, pihak UGM telah mengupdate berkala piranti lunak GeNose C19 ke versi terbaru 1.4.2 yang telah memiliki data base varian omicron, B.A. 3 dan B.A 5.

Selain itu, data riset GeNose C19 sebagai alat skrining Covid-19 telah dipublikasikan di dua jurnal internasional bereputasi pada Agustus 2022.

Baca juga: Dibuka 1.850 Kuota KIP Kuliah bagi Mahasiswa UGM 2022, Ini Cara Daftarnya

Dua jurnal tersebut adalah ArtificialIintelligence in Medicine (AIIM) dan Nature portfolio journal (npj) Digital Medicine yang keduanya merupakan jurnal Q1.

Penemu GeNose C19, Prof. Kuwat Triyana, mengatakan tim GeNose C19 UGM telah memublikasikan sebagian riset data GeNose C19 sebagai bagian pertanggung jawaban ilmiah riset hilirisasi implementasi GeNose C19 sebagai alat skrining COVID-19.

Dua publikasi tersebut merupakan tahap awal dari total data yang saat ini dalam proses penyelesaian penulisan manuskrip yaitu terkait data hasil uji klinis multisenter dan uji eksternal yang melibatkan multi institusi.

Data-data riset GeNose C19 berhasil terpublikasikan di Artificial intelligence in Medicine (AIIM), yang merupakan jurnal Q1 dengan impact factor 7,011, berjudul Hybrid learning method based on feature clustering and scoring for enhanced COVID-19 breath analysis by an electronic nose, terbit pada bulan Mei 2022 (Vol. 129(02323), Hal. 1-13).

Sementara dalam Nature portfolio journal (npj) Digital Medicine, yang merupakan jurnal Q1 dengan impact factor 15,357, dengan judul Fast and noninvasive electronic nose for sniffing out COVID-19 based on exhaled breath-print recognition, terbit pada bulan Agustus 2022 (Vol. 5(115), Hal. 1-17).

“Diterimanya publikasi hasil riset GeNose menunjukkan bahwa konsep sensing infeksi dengan analisis volatile organic compound (VOC) nafas berbasis big data dan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) dapat diterima dalam aplikasi klinisnya,”papar Kuwat dilansir dari laman UGM.

Baca juga: Inovasi Vaksin Covid 19, Tim UB Membuat Vaksin dari Bakteri Ini

Dengan diterimanya konsep ini, Kuwat mengatakan pemanfaatan AI dan teknologi informasi menjadi sebuah revolusi dalam memanajemen penyakit baik penyakit infeksi maupun non-infeksi.

Data-data yang dikumpulkan dari pasien dengan metode tertentu secara terstandarisasi dapat menjadi sumber biomarker baru yang valid, reproducible dan terjangkau.

“Hanya memang diperlukan pengujian terus menerus dan update dari database serta algoritma AI untuk terus dapat meningkatkan performa diagnostiknya. Untuk proses learning berbasis hybrid dibahas secara lengkap di manuskrip pertama, sedangkan proses pengujian hasil learning secara uji diagnostik multisenter sekaligus hasil validasi eksternal akan diterbitkan di jurnal internasional bereputasi berikutnya,” ucapnya.

Lebih lanjut Kuwat memaparkan GeNose C19 saat ini memang sudah tidak diproduksi lagi.

Namun, pihaknya terus melakukan pengembangan AI selain untuk deteksi Covid-19, GeNose kedepan juga dikembangkan menjadi alat diagnostik beragam penyakit lain. Beberapa diantaranya adalah deteksi kanker serviks melalui sampel urine pasien, deteksi TB melalui sampel nafas pasien, deteksi sepsis pada neonates lewat sampel feses pasien, serta deteksi jenis bakteri pada ulkus diabetikum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com