Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Vaksin Covid 19, Tim UB Membuat Vaksin dari Bakteri Ini

Kompas.com - 20/08/2022, 10:01 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid 19, mulai mewabah dan meluas hampir ke seluruh dunia pada tahun 2019.

Pandemi Covid-19 ini oleh disebabkan oleh SARS-CoV-2 atau yang biasa kita kenal dengan virus Corona.

Sejak awal kemunculannya hingga Juni 2022, lebih dari 500 juta kasus positif Covid-19 sudah tercatat di seluruh dunia dan enam juta di antaranya telah meninggal dunia.

Hal ini tentu menjadi permasalahan global yang harus diselesaikan bersama-sama.

Baca juga: 4 Inovasi IPB University buat Atasi Kriris Pangan

Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi pandemi ini adalah melalui vaksinasi.

Untuk itu, ada inovasi vaksin covid 19 dari mahasiswa Universitas Brawijaya (UB). 

Vaksinasi yang dilakukan saat ini melalui injeksi intramuskular atau penyuntikan ke otot lengan.

Tim UB melihat, permasalahan vaksinasi injeksi saat ini tidak mampu merangsang imunitas mukosal yang menjadi pertahanan pertama tubuh dalam melawan virus Covid-19.

Sehingga kemungkinan seseorang untuk terinfeksi Covid-19 setelah mendapatkan vaksinasi masih cukup besar.

Selain itu, banyaknya masyarakat yang takut untuk disuntik juga menjadi penghalang dalam upaya vaksinasi massal yang saat ini dilakukan.

Inovasi vaksin covid 19 dari tim UB, digawangi 5 mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran. 

Baca juga: Inovasi Mahasiswa UB, Tabebuya Pink Obati Kanker Rongga Mulut

Mereka adalah Juan Freddy (FK 2021), Christopher Kuncoro Johan (FK 2021), Samuel Aryo Wicaksono (FK 2021), Daffa Rizky (FK 2021), dan Shafira Gita Eka Pritayanti (FK 2019) di bawah bimbingan Valentina Yurina.

Mereka melakukan riset dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta dengan judul “Formulasi Vaksin Intranasal COVID-19 dengan Karier Bakteri Lactococcus lactis Rekombinan sebagai Sediaan Liquid Aerosol”.

Vaksin intranasal yang diajukan ini menggunakan vektor bakteri Lactococcus lactis yang sudah disisipi protein spike virus Corona, dan selanjutnya diformulasikan bersama beberapa bahan lain.

Vaksin tersebut diharapkan mampu merangsang sistem imun mukosal sehingga mampu mencegah penularan Covid-19.

Selain itu, diharapkan juga jika masyarakat perlu menerima vaksinasi lebih dari tiga kali, masyarakat mampu menerima vaksinasi tersebut dengan nyaman.

Baca juga: Bisa Dicoba, Abon Kulit Pisang Anti Depresi Buatan Mahasiswa ITS

Dari riset yang dilakukan, diketahui bahwa bakteri Lactococcus lactis rekombinan dapat mempertahankan masa hidupnya.

Serta protein pembawa sifat virus Corona yang ada di dalamnya dapat bertahan setelah 14 hari penyimpanan sehingga formula vaksin dapat melindungi bakteri Lactococcus lactis. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com