Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Malu Bertemu Orang Baru di Sekolah? Coba Lakukan 3 Cara Ini

Kompas.com - 21/07/2022, 09:39 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Setelah dua tahun sekolah daring, Pertemuan Tatap Muka (PTM) 100 persen kini menjadi pengalaman baru bagi anak untuk berinteraksi dengan teman-teman dan guru secara langsung.

Anak kini perlu beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru, mengingat dua tahun lamanya proses belajar dilakukan dari rumah. Terlebih bagi anak usia dini.

Rasa takut bertemu orang baru bisa saja dirasakan oleh setiap anak dalam fase tumbuh kembangnya di usia dini.

Bertemu orang baru di lingkungan keluarga atau bahkan bertemu dengan teman-teman baru di sekolah, merupakan satu tantangan yang dihadapi oleh anak dan juga orangtua.

Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak

Dalam menghadapi tantangan ini, Kepala Rumah Main Cikal, Irene Puti Damayanti memberikan rekomendasi pendampingan bagi orangtua untuk mengasah langkah pembiasaan bagi anak usia dini bertemu orang lain dengan 3 cara berikut:

1. Lakukan Role-Play

Dalam proses ini, saran Puti, orangtua dapat belajar untuk memahami pola komunikasi dan interaksi anak yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasanya.

Berkomunikasi dengan orang baru perlu diajarkan kepada anak sejak dini, tentunya disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasanya jika secara verbal anak juga sudah mampu mengucapkan kata secara verbal.

"Dengan mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak, orangtua dapat mempersiapkan contoh yang sesuai dengan proses role-play mencakup bagaimana cara menyapa, mengenalkan diri, atau menjawab pertanyaan dan lainnya,” jelas Puti dalam keterangan resmi Sekolah Cikal.

Baca juga: Rahasia Izza, Siswa yang Lolos di 10 Kampus Dalam dan Luar Negeri

Beberapa pola pengenalan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Pertama, ceritakan anak akan bertemu dengan siapa. Contoh: “Adik, nanti kita akan bertemu dengan teman mama dan papa/teman baru di taman. Namanya Tante Melati/Sofia. Tante Melati/Sofia itu baik dan senang bermain. Nanti, Adik berkenalan dengan Tante Melati/Sofia. Adik bersalaman lalu katakan halo. Setelah itu, kita main bersama ya.”
  • Kedua, kenalkan anak mengenai ekspresi wajah. Misal, menunjukkan ekspresi wajah tersenyum, menatap lawan bicara, mengulurkan tangan untuk bersalaman/melambaikan tangan. Salam dan kalimat pembuka juga bisa disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasa anak.

Apabila anak merasa cemas, takut, atau tidak merasa nyaman, alangkah baiknya orangtua tidak melakukan pemaksaan karena kuncinya adalah pastikan anak dapat merasa nyaman sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya dalam proses pertemuan dan interaksi bersama orang baru.

“Orang tua perlu memberikan ruang apabila anak masih malu dan takut saat memulai interaksi. Berikan pengertian misalnya dengan kalimat; oh Adik mau main dulu sebelum berkenalan ya, kita berkenaan bersama-sama ya, mulai mama dulu lalu Adik ya, yuk kita tos dulu, ” tuturnya.

Baca juga: Kisah Guru Betty, Raih Penghargaan Internasional karena Empati Tinggi

2. Pilih tempat yang nyaman bagi anak saat bertemu

Membimbing anak untuk beradaptasi dan berkomunikasi dengan orang baru, terang Puti, dapat juga dilakukan dengan mempertemukan anak di ruang atau tempat yang memberikan kenyamanan.

Puti menjelaskan, membimbing anak untuk berkomunikasi dengan orang baru memang perlu persiapan.

Anak yang membutuhkan waktu lama, perlu mendapatkan ruang untuk mengobservasi situasi baru sebelum kemudian berkenalan, menyapa, dan berinteraksi.

Memilih tempat atau area yang minim distraksi, nyaman untuk anak juga akan membantunya memulai interaksi dengan orang baru dengan lebih tenang," ucap Puti.

Baca juga: Murid Kelas 10 Kreasikan Tenun Jadi Fesyen Milenial, Beromzet Ratusan Juta

3. Buat kesepakatan bersama anak

Di poin ketiga ini, orangtua dapat berkolaborasi bersama anak untuk membuat kesepakatan bersama.

Orangtua dapat membangun diskusi mengenai hal-hal apa saja yang menjadi batasan aksi atau sikap yang dapat dibangun.

“Di dalam setiap keluarga biasanya aturan atau kesepakatan bersama bisa saja berbeda dalam konteks berkenalan dengan orang baru. Orang tua dapat menyampaikan batasan-batasan yang memang perlu disepakati mengenai berinteraksi dengan baru. Apa yang boleh dan tidak boleh perlu diketahui oleh anak dan dipelajari sehingga perilaku yang muncul nanti sesuai dengan kesepakatan bersama dan nilai dalam keluarga," tukasnya.

Mendampingi anak dalam beradaptasi dengan orang baru memang membutuhkan waktu dan menyesuaikan pola tumbuh kembangnya, namun, dengan menerapkan cara dan pola yang tepat, perlahan-lahan anak akan mulai dapat beradaptasi dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com