Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakornas Perpustakaan 2022, Komisi X DPR: Penguatan Literasi Butuh Kolaborasi

Kompas.com - 29/03/2022, 20:34 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan 2022, Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda mengingatkan penguatan literasi merupakan kerja sama sehingga membutuhkan semangat kolaborasi atau gotong royong.

"Komisi X DPR menghimbau semua pihak untuk mendukung program literasi, mengingat program ini berkaitan dengan perubahan perilaku membaca," ungkap Syaiful Huda.

"Dengan kata lain, literasi ini merupakan program yang membutuhkan kolaborasi dan sikap gotong royong dari semua pihak seperti pemda, komunitas literasi, dan masyarakat," tegasnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, perkembangan teknologi yang cepat di era revolusi industri 4.0 turut memengaruhi kehidupan manusia di segala aspek, termasuk aspek literasi.

Penguasaan literasi yang baik, tambah Syaiful Huda, akan membantu manusia secara personal dan komunal dalam menghadapi dunia virtual (internet of things) yang semakin hari semakin complicated dan smart.

"Di era Revolusi industri 4.0, masyarakat di tuntut untuk tidak hanya menguasai literasi lama (membaca, menulis dan matematika), tetapi juga memiliki literasi baru (new literacy) dapat pula disebut sebagai literasi inklusi sosial, yang mencakup literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia," pungkasnya.

Perpustakaan membuka peluang sinergi

Dalam kesempatan sama, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando, menegaskan perpustakaan berperan dalam memperkuat literasi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM).

Dalam Rakornas Perpustakaan 2022 "Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional", Kepala Perpusnas juga menyampaikan, literasi memiliki kontribusi positif dalam rangka menciptakan tenaga kerja terampil, berkeahlian, kreatif, dan inovatif.

"Maka dari itu, perlu terus dilakukan pengembangan kemampuan pekerja dan angkatan kerja dalam mengadopsi alat, proses, dan prosedur baru agar siap menghadapi revolusi industri 4.0," kata Syarif (29/3/2022)

Baca juga: Asah Kreativitas dengan Melukis di Media Kaca Bersama Ratu Adina

Maka dari itu, perpustakaan harus membuka peluang untuk bersinergi dengan perubahan. Untuk itu, perpustakaan dituntut untuk memiliki pembangunan kapasitas, rancangan dan interaktivitas, serta perubahan pola pikir.

Konsolidasi dan koordinasi antarpemangku kepentingan di bidang perpustakaan secara intens harus dilakukan sehingga sinergi antara pusat maupun daerah, agar ekosistem digital dapat segera diwujudkan.

Menurutnya, transformasi perpustakaan diperlukan untuk mewujudkan ekosistem digital nasional yang merupakan upaya dalam menyiasati keterbatasan buku cetak terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Dengan strategi ini, lanjut Syarif, diharapkan Perpusnas akan semakin mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam menjangkau masyarakat.

Baca juga: Dear Orangtua, Bekali Anak dengan Keterampilan Berikut agar Bisa Bersaing dengan Robot dan Mesin di Dunia Kerja

"Kalau kita cerdas maka bisa sejahtera. Kalau kita sehat dan sejahtera, maka NKRI bisa utuh selamanya. Kalau kita cerdas, sejahtera dan kuat, maka kita akan menjadi bagian dari percaturan global," urai Syarif Bando.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com