Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Spirit Doll di Tengah Masyarakat, Ini Tanggapan Pakar UGM

Kompas.com - 11/01/2022, 12:20 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Spirit doll atau boneka arwah masih menjadi polemik di tengah masyarakat.

Keberadaan boneka yang menjadi tren di kalangan selebritas ini mengundang beragam pendapat dari berbagai sudut pandang.

Baca juga: Viral Artis Adopsi Spirit Doll, Ini Kata Pakar UNS

Tidak hanya Ivan Gunawan yang mengadopsi dan merawat Spirit Doll seperti anak sendiri, beberapa artis lain pun melakukan hal sama.

Lantas bagaimana soal Spirit Doll dari sudut pandang kebudayaan?

Peneliti Pusat Studi Kebudayaan UGM, I Made Christian Wiranata Rediana mengatakan, spirit doll menjadi fenomenal karena hal tersebut bukanlah menjadi suatu hal yang mainstream di masyarakat.

Spirit doll sesungguhnya hanya suatu benda yang dikenal dalam lingkup tertentu dan kemudian tersebar luas keberadaannya.

Spirit doll merupakan suatu diksi yang diutarakan oleh masyarakat luas mengenai suatu benda yang seakan-akan memiliki jiwa.

Kata 'spirit' dalam benak masyarakat rerata mengasosiasikan sebagai suatu kekuatan supranatural yang bersifat negatif.

Padahal, dalam kenyataan 'spirit' tidak melulu bersifat negatif, melainkan juga berbentuk energi positif yang menyebabkan pemiliknya menjadi terhibur, merasa bahagia, dan merasakan energi positif lainnya.

"Menurut hemat saya, spirit doll jauh dari kata sekadar permainan, melainkan suatu karya seni yang dapat memancarkan sesuatu, dapat membuat setiap orang tersugesti untuk memilikinya, dan rasa kepercayaan terhadap karya seni tersebut berimbas kepada perlakuannya," ucap dia melansir laman UGM, Selasa (11/1/2022).

Soal tindakan pemilik yang memperlakukan seperti manusia sebagai sikap yang menyimpang atau tidak, menurut dia, bisa dikatakan sangat relatif tergantung kepada masyarakat bagaimana memandang hal tersebut secara empiris.

Baca juga: UGM Beri Rekomendasi Kebijakan Mitigasi Pandemi Covid-19

Sejauh spirit doll mengantarkan kepada kebiasaan yang positif, menurutnya, tidak perlu diragukan keberadaannya.

"Penyimpangan justru tampak bila spirit doll disalahgunakan menjadi suatu perlakuan yang mencurigakan, misal menjadikan spirit doll sebagai bahan guna-guna, menakut-nakuti seseorang, dan menjadi media pesugihan," jelas dia.

Rediana berharap masyarakat harusnya memahami bahwa setiap orang memiliki kemerdekaan untuk memiliki suatu media penghiburan apapun wujudnya.

Spirit doll sebaiknya perlu dipahami sebagai suatu pancaran yang tidak selalu negatif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com