Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Telur Ayam Naik Tinggi, Ini Penyebabnya Menurut Pakar IPB

Kompas.com - 06/01/2022, 17:07 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pakar Agribisnis IPB, Rachmat Pambudy mengungkap faktor penyebab naiknya harga telur ayam di pasaran.

Menurut dia, meningkatnya permintaan konsumen menjelang libur Natal dan Tahun Baru menjadi salah satu sebabnya. Hal ini terjadi hampir setiap tahun.

Baca juga: Tanggapi IDI, Kemendikbud Ristek: PTM 100 Persen Tetap Jalan

Pernah satu waktu, kata dia, telur ras itu jatuh (harganya) disebabkan oleh banyaknya usaha baru di sektor peternakan ayam ras petelur.

"Karena tidak adanya pengendalian produksi, pernah terjadi kekurangan stok telur yang disebabkan oleh penurunan populasi ayam petelur di Kabupaten Blitar Jawa Timur," ujar dia melansir laman IPB, Kamis (6/1/2022).

Jadi, lanjut dia, peningkatan permintaan konsumen akan berdampak pada peningkatan harga telur.

Selain itu, distribusinya juga masih cukup panjang, tidak langsung ke konsumen.

"Dan faktor lainnya adalah telur menjadi salah satu produk yang dibagikan oleh pemerintah dalam program bantuan sosial ke masyarakat selama masa pandemi," ucap pria yang juga Dosen IPB dari Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).

Oleh karena itu, menurut dia, yang bertanggung jawab atas kenaikan harga telur itu berbeda-beda.

Baca juga: Akademisi IPB: 5 Juta Petani Kecil Ganti Profesi Selama 2003-2013

Kadang kenaikan harga terjadi, karena pasar yang mengendalikan atau adanya instruksi harga yang dikendalikan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perekonomian.

Agar tidak terjadi kerugian besar terhadap beberapa pihak, sebut dia, sebaiknya memang stabilitas harga diatur oleh pemerintah.

"Saat tinggi, pemerintah bisa menjaga dan ketika harga rendah, pemerintah bisa menopang. Karena proses untuk sampai ke konsumen itu perlu proses yang panjang," jelas dia.

Kadang, katanya, yang terjadi justru para peternak tidak mendapat keuntungan besar.

Untuk itu, sebagai upaya untuk mengatasi gejolak harga, pemerintah perlu melakukan pendataan produksi yang baik.

"Perlu mencatat hasil produksi yang baik dan ada mekanisme penentuan harga," tegas dia.

Selain itu, harus ada badan penyangga seperti Bulog, serta adanya tindakan yang konkret agar bisa dievaluasi regulasinya mengenai prediksi dan pengadaan kebutuhan bibit ayam petelur.

Baca juga: 10 PTN Terbaik di Pulau Jawa, Kamu Pilih yang Mana?

"Selain itu, bisa dievaluasi juga regulasi tentang larangan penjualan hatching teluar ayam negeri agar tidak sampai ke konsumen," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com