Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tips Hindari Pelecehan Seksual di Dunia Maya ala Pakar Unair

Kompas.com - 29/12/2021, 12:37 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus pelecehan seksual dapat ditemukan di berbagai platform, termasuk di dunia realitas virtual (dunia maya).

Untuk menghindari adanya perlakuan pelecehan seksual, Pakar Kajian Media Studies Unair, Prof. Rachmah Ida memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan saat masuk dalam dunia maya.

Baca juga: 10 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi QS WUR 2021-2022

Hal pertama adalah pahami space dan budaya platform.

Sebelum menggunakan platform, dia menyarankan calon pengguna untuk memahami peraturan privasi dan keamanan.

"Sebaiknya paham betul dalam space itu karakternya seperti apa. Misalnya SimCity atau game, harus pelajari term of reference dan disclaimer-nya, jika sudah menyetujui berarti sudah terikat hukum yang dibuat oleh perusahaan pembuatnya," ucap dia melansir laman Unair, Rabu (29/12/2021).

Kedua, kenali daerah komunitas.

Dunia realitas maya, sebut dia, merupakan dunia yang luas seperti dunia nyata.

Di dunia ini juga terdapat banyak daerah-daerah yang ditempati oleh komunitas tertentu.

Untuk itu, perlu adanya perhatian dan pengetahuan khusus untuk menjelajah sebuah tempat.

"Menjaga diri sendiri bisa dimulai dengan mengetahui tempat-tempat dimana kita bisa mengeksplor atau tidak," ungkap dia.

Baca juga: SKB 4 Menteri Terbaru, Januari 2022 Satuan Pendidikan Wajib Gelar PTM

Ketiga, yakni menyadari dunia maya berbeda dengan realita.

Dalam memasuki sebuah media, ada baiknya untuk memahami budaya dan cara kerja dari platform tersebut.

Ida menyebutkan setiap media memiliki budayanya sendiri, juga budaya realita dan virtual yang memiliki perbedaan budaya.

"Jika sudah bermain, pastikan kita sadar dan paham kalau dunia yang kita mainkan ini adalah dunia maya," ungkap dia.

Dia mengaku, banyak kejahatan di dunia maya yang terjadi karena kelalaian pengguna yang tidak dapat membedakan realita dengan dunia maya.

Pengguna virtual reality yang disebutnya sebagai ghostwild tidak diketahui identitasnya.

"Karena sifatnya yang liar dan anonim, jadi kita sudah tidak tahu identitas sesungguhnya yang bermain di belakang avatar," jelas dia.

Semua media tidak terlepas dari adanya kemungkinan kejahatan.

Baca juga: Kemenag Rangkul Kak Seto Berantas Kekerasan Seksual Anak

Untuk itu sebagai pengguna media di dunia maya, lebih baik kita membekali diri dengan pengetahuan untuk menghindari terkena adanya kejahatan pelecehan seksual di media dunia maya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com