Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telinga Sakit Saat Berenang dan Naik Pesawat? Ini Kata Dokter Unair

Kompas.com - 28/12/2021, 16:24 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika kamu suka berenang, menyelam, atau sering bepergian dengan pesawat terbang, besar kemungkinan pernah merasakan bising, sakit di bagian telinga hingga sulit mendengar.

Ternyata, kondisi tersebut bisa cukup fatal bila terjadi lumayan sering dan tidak mendapatkan perhatian serius. Kondisi tersebut dinamakan Barotrauma, yaitu sakit telinga sering dialami oleh mereka yang sedang dalam penerbangan atau penyelaman.

Dokter dari Universitas Airlangga (Unair) Rosydiah Rahmawati, menjelaskan bahwa barotrauma adalah cedera yang disebabkan oleh kegagalan untuk menyamakan tekanan antara rongga berudara dalam tubuh dengan lingkungan sekitar.

Baca juga: Peneliti IPB: Jahe, Kunyit, dan Temulawak Bisa Obati 30 Jenis Penyakit

“Ada beberapa organ yang berpengaruh akibat dari barotrauma seperti telinga, sinus paranasal, dan paru. Kita tahu bahwa perubahan tekanan di permukaan bumi, saat kita ke atas atau naik pesawat ada perubahan tekanan di saat desending ataupun asending. Kalau bicara tentang menyelam atau turun ke permukaan ada squeeze dan reverse squeeze,” jelasnya, saat mengisi acara Ngobrol Santai dengan Ahlinya yang diadakan oleh Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) yang dilansir dari laman Unair.

Selanjutnya, ia menjelaskan gejala atau kondisi awal barotrauma yang perlu diwaspadai siapapun.

Pasien barotrauma memiliki riwayat berada pada perbedaan tekanan, baik penerbangan atau penyelaman.

Sehingga menimbulkan rasa nyeri telinga, telinga terasa penuh atau tidak nyaman, dan terjadinya penurunan pendengaran.

“Jika kondisi seperti ini tidak diperbaiki maka akan memburuk sehingga bisa terjadi nyeri berat, bisa terjadi tinnitus dan vertigo, telinga keluar darah atau cairan, dan penurunan pendengaran dari sedang sampai berat,” imbuhnya. 

Baca juga: Psikolog Unair: Tanda Seseorang Alami Gangguan Kesehatan Mental Psikosis

Ia juga menjelaskan komplikasi yang terjadi karena barotrauma. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah infeksi telinga akut, hilangnya pendengaran.

Lalu terjadinya ruptur atau perforasi dari membran timpani, dan vertigo. Ia juga mengatakan bahwa barotrauma memiliki prognosis yang baik, sifatnya sementara, dan dapat sembuh sempurna.

“Komplikasi tadi bisa terjadi infeksi telinga akut, kemudian hilangnya pendengaran, ruptur atau perforasi dari membran timpani dan vertigo. Barotrauma ini prognosisnya baik, jadi sifatnya sementara dan dapat sembuh sempurna,” jelasnya.

Pada akhir, dr. Rosydiah menjelaskan cara pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak mengalami barotrauma.

Pencegahan sederhana yang dapat dilakukan yaitu pertama, membuka tutup tuba dengan gerakan rahang, baik menguap atau mengunyah, terutama sewaktu pesawat terbang mulai turun untuk mendarat.

Baca juga: 5 Tanda Kamu Cerdas secara Emosional

Kedua, jika dalam keadaan flu sebaiknya menggunakan dekongestan oral 12 jam sebelum penerbangan dan tidak melakukan penyelaman.

Ketiga, melakukan konsultasi dengan dokter THT-KL untuk hal mendetail lainnya dan ini perlu dilakukan setiap pasien. 

“Kalau sedang naik pesawat yang bisa membuka tutup tuba adalah dengan gerakan rahang kita baik itu dengan menguap atau mengunyah supaya terjadi ekualisasi. Kalau ada keluhan dari hidung dan terpaksa naik pesawat atau sebagainya maka bisa diberikan dekongestal oral 12 jam sebelum penerbangan, tapi kalau yang menyelam lebih baik tidak usah karena menyelam perubahan tekanannya lebih tinggi, dan terakhir sebaiknya konsul ke dokter THT-KL,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com