KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengeluarkan kebijakan mulai tahun 2022 kurikulum nasional memiliki tiga opsi kurikulum yang bisa dipilih satuan pendidikan.
Hal ini bertujuan untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Tiga pilihan kurikulum yang bisa digunakan sekolah yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan Kurikulum Prototipe.
Menanggapi kebijakan baru ini, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar), Dedi Supandi mendukung penerapan Kurikulum Prototipe tersebut.
Baca juga: United Tractors Buka Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka
Menurutnya Kurikulum Prototipe ini digagas Kemdikbud Ristek sebagai pemulihan pembelajaran karena adanya pandemi Covid-19.
"Perubahan ini kita ikuti dan dukung karena kita harus mengikuti perkembangan zaman yang berubah," kata Dedi seperti dikutip dari laman Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Selasa (28/12/2021).
Menurutnya, saat pemerintah pusat melakukan perubahan dengan Kurikulum Prototipe, di tingkat daerah pun mengikuti perubahan tersebut.
Dedi menyampaikan, sebelum Kurikulum Prototipe diresmikan, pihaknya telah meluncurkan kurikulum darurat bernama "Kurikulum Masagi" guna merespons pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
"Implementasinya di Jabar saya pikir sudah terjadi. Melalui Kurikulum Masagi, kita menyederhanakan Kurikulum 13 dan menggabungkan dengan kondisi saat ini melalui pendekatan pendidikan karakter," beber Dedi.
Baca juga: Mahasiswa Undip Bisnis Minuman Sehat Bahan Daun Jeruk dan Kayu Manis
Penerapan Kurikulum Masagi, lanjut Kadisdik, berdampak baik pada peningkatan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM).
Berdasarkan dapodik, dari 1.852.000 siswa naik menjadi 1.871.000 pada tahun ajaran baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.