Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen PresUniv: Melahirkan Wirausahawan Unggul lewat Entrepreneurial Learning Model

Kompas.com - 24/12/2021, 13:19 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dosen President University (PresUniv), Rendika Nugraha menggelar kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) melalui seminar internasional "Penciptaan Startup Digital Berbasis Entrepreneurial Learning Model untuk Mendukung Inisiatif Jababeka Smart Township".

Kegiatan yang digelar secara hybrid pada 20-23 Desember 2021 ini merupakan kolaborasi PresUniv dan PT Jababeka & Co., serta Fablab, sebuah institusi pelatihan SDM dan pengembangan usaha berbasis Industry 4.0.

Program yang dilakukan Rendika tersebut merupakan seminar internasional pengabdian masyarakat yang mendapat bantuan pendanaan dari Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa PTS, Ditjen Dikti Ristek Tahun Anggaran 2021.

Dalam pemaparannya, Rendika menegaskan, jika Indonesia ingin menjadi negara maju, Indonesia perlu berupaya lebih keras untuk mendorong lahirnya lebih banyak lagi pengusaha baru.

Upaya itu dapat diwujudkan dengan membangun ekosistem lebih kondusif bagi bertumbuhnya pengusaha baru dan berkembangnya usaha, di antaranya melalui kemudahan mendirikan usaha, akses permodalan, akses pasar, termasuk pengembangan jejaring dan skema mentorship.

Rendika mengungkapkan, kurang kondusifnya ekosistem kewirausahaan membuat jumlah pengusaha di Indonesia, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, baru mencapai 3,47 persen dari seluruh penduduk.

Jumlah ini masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan Singapura yang sudah mencapai 8,5 persen atau Malaysia dan Thailand yang berada di angka 4,5 persen.

Masih kurang kondusifnya ekosistem ini juga tercermin dari peringkat Global Entrepreneurship Index (GEI) 2019 yang menempatkan Indonesia  di peringkat ke-75 dari 137 negara.

Posisi GEI Indonesia ini masih tertinggal dibanding beberapa negara tetangga ASEAN, misal Singapura yang menempati peringkat ke-27, Malaysia ke-43, Brunei Darussalam ke-48, Thailand ke-54, dan Vietnam ke-73.

Baca juga: Webinar IPB: Jadi Entrepreneur Harus Siap Kerja Lebih Keras

Peran perguruan tinggi dalam ekosistem wirausaha

"Merujuk konsep GEI, salah satu institusi berperan penting dalam ekosistem kewirausahaan adalah perguruan tinggi. Di Indonesia, masih terlalu sedikit kampus yang mampu mencetak pengusaha-pengusaha baru," tegas Rendika.

Sebagai perbandingan, mengutip data Financial Times 2015, sebanyak 46 persen lulusan program MBA Babson College di Amerika Serikat (AS) berani langsung membuka usaha sendiri setelah lulus kuliah.

Begitu pula sebanyak 34 persen lulusan Stanford University AS juga berani langsung berbisnis setamat kuliah. Sementara, lulusan Harvard Business School yang langsung berbisnis mencapai 28 persen, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management sebesar 26 persen.

Menurut Rendika, pesatnya perkembangan teknologi dan terjadinya pandemi Covid- 19 menyebabkan terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Mereka mengurangi terjadinya interaksi bersifat langsung, termasuk sentuhan fisik.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutnya dengan istilah “low-touch and contactless economy”. Dalam perekonomian yang semacam itu, teknologi, terutama teknologi digital, memainkan peran penting.

Momentum itulah yang dimanfaatkan Rendika dan tim PKM, terlebih sebelumnya Jababeka juga berencana mengembangkan Smart Township di koridor timur Jakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com