Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog Unair: Orangtua Perlu Bangun Kesiapan Anak Kembali Bersekolah

Kompas.com - 10/12/2021, 17:39 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Jumlah kasus penularan Covid-19 di Indonesia saat ini menurun. Grafik penuralan Covid-19 terus melandai jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Aktivitas pendidikan yang sebelumnya dilaksanakan secara daring, kini mulai dilaksanakan di lembaga masing-masing, termasuk di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD).

Baca juga: Kisah Mahasiswa S3 UB Latih 34 Ribu UMKM Ansor demi Kemajuan Ekonomi

Meski begitu, terdapat beberapa permasalahan penting yang kiranya dapat menjadi perhatian kita semua.

Psikolog dari Unair, Nur Ainy Fardana Nawangsari menuturkan, terdapat beberapa isu krusial terkait pendidikan anak usia dini pasca pandemi Covid-19.

Dia menjelaskan, penting sekali agar semua pihak dapat membangun kesiapan anak untuk kembali bersekolah.

"Setelah sekian lama anak berada di rumah, tidak mudah untuk mengkondisikan kembali anak untuk masuk sekolah," ucap dia melansir laman Unair Jumat (10/12/2021).

Neny sapaan akrabnya menuturkan, membangun ritme baru seperti bangun pagi, berangkat ke sekolah, serta beradaptasi dengan kebiasaan baru, seperti memakai masker dan rutin mencuci tangan tidaklah mudah bagi anak-anak.

Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPsi Unair ini menuturkan, pada masa pandemi Covid-19 ada kondisi yang disebut dengan developmental loss and learning loss.

"Ini adalah suatu kondisi di mana anak-anak mengalami kemunduran dalam proses perkembangan maupun belajar," jelas dia.

Baca juga: UGM Raih Peringkat Pertama Pengelolaan Kemahasiswaan

Dia mengatakan, banyak kasus seorang anak yang sudah bisa melakukan kegiatan mandiri saat pembelajaran luring justru menjadi bergantung pada orang-orang di sekitarnya pada saat pembelajaran daring.

"Ada juga anak-anak yang kesulitan mencapai tahapan tertentu dalam perkembangan karena kurang adanya stimulasi yang memadai serta kurangnya proses pendampingan yang intensif dalam proses belajarnya," ucapnya.

Dia memaparkan, banyak orangtua yang tidak mendaftarkan anak-anak mereka ke satuan PAUD akibat kondisi pandemi ini.

"Ada juga orang tua yang merasa anaknya tidak bersekolah lama dan akhirnya mereka meminta anaknya untuk sementara berhenti bersekolah," urai Dosen bidang Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Anak ini.

Lanjut dia menyebut, banyak orangtua yang merasa tidak perlu mendaftarkan anak mereka ke satuan PAUD. Sehingga anak-anak tidak memperoleh stimulasi belajar yang memadai.

Hal ini juga diperparah dengan keadaan dimana tidak semua orang tua mampu menciptakan situasi belajar yang memadai bagi anak-anak mereka di rumah.

"Beberapa sekolah PAUD bahkan mengeluh karena operasional menjadi terhambat," ujarnya.

Tentunya, diperlukan kontribusi dari berbagai pihak untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut.

Apalagi mengembangkan kebiasaan baru dan modifikasi perilaku tidak mudah pada anak-anak.

Baca juga: Rektor Unair: Riset Guru Besar Harus Ditindaklanjuti Menjadi Produk

"Pemerintah juga sudah memberikan perhatian yang cukup besar terkait penguatan layanan PAUD berkualitas di tahun 2022 seperti kerja sama dengan dinas kesehatan untuk penguatan layanan kesehatan," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com