Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelajaran Bermakna, Guru Didorong Adaptif lewat Inovasi Kreatif

Kompas.com - 26/11/2021, 08:15 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dari 3 juta guru yang terdampak pandemi Covid-19, ternyata ada 53,55 persen guru kesulitan mengelola kelas selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), dan 49,24 persen guru terhambat melaksanakan asesmen PJJ.

Lalu, guru yang sulit menggunakan teknologi selama PJJ, dengan jumlah mencapai 48,45 persen. Data ini, sempat di publikasikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) saat pandemi berlangsung.

Karena itu, hampir semua sektor bertransformasi dan beradaptasi dengan segala cara. Salah satunya, sektor pendidikan.

Semua pembelajaran yang awalnya dilakukan tatap muka, kini dilakukan secara online. Namun, tidak semua guru mudah beradaptasi selama pandemi.

Baca juga: Sejarah Hari Guru Nasional, Jejaknya Dimulai sejak Tahun 1912

Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih mengatakan, di saat pandemi seperti ini guru perlu mengetahui dan memiliki kemampuan enam literasi dasar.

Yakni, literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan.

Hal ini, harus dilakukan jika mau beradaptasi selama pandemi. Selain, harus mau belajar menggunakan teknologi.

Sri mengatakan, selama ini hambatan para guru adalah kurangnya panduan atau cara menggunakan teknologi hingga masalah beradaptasi saat mengajar siswa secara online.

Meski ada beberapa guru yang berhasil, ia meminta para guru yang berhasil ini bisa menjadi contoh bagi guru yang lain.

"Karena itu, kadang jika ada guru yang sudah bisa beradaptasi dan mahir dalam berteknologi bisa membantu guru yang lain," Ujarnya saat peluncuran buku Pembelajaran Aktif di Masa Pandemi, Kamis, (25/11/2021) secara virtual.

Baca juga: Buku Pembelajaran Aktif di Masa Pandemi, Panduan bagi Guru Berinovasi

Buku yang ditulis 44 guru dan kepala sekolah, diluncurkan Tanoto Foundation ini memuat pengalaman dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berpihak pada siswa di tengah tantangan dan keterbatasan karena dampak pandemi.

Menurut Sri, kehadiran buku ini sebagai wujud nyata dan merupakan salah satu contoh konkret dalam melaksanakan literasi numerasi, sains, hingga digital. “Buku ini sangat membantu guru di tempat lain yang masih mencari cara bagaimana mengajar yang baik di masa pandemi,” kata Sri.

Salah satu penulis buku yang hadir, Kepala Sekolah SDN 18 Pekanbaru, Riau Juni Kardi mengatakan berupaya mendampingi guru-guru di sekolahnya memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.

Menurutnya, masih banyak guru yang masih mengalami kesulitan menyelenggarakan pembelajaran daring karena belum terbiasa menggunakannya. Kemauan guru untuk belajar di sekolahnya melalui komunitas pemanfaatan teknologi juga masih perlu ditingkatkan.

Juni berinisiatif mendampingi para guru berlatih menggunakan teknologi. Dia mengidentifikasi kemampuan teknologi apa saja yang dimiliki oleh para guru. Setelah terpetakan, ia mengajak guru yang telah menguasai teknologi untuk ikut membantunya dalam mendampingi guru-guru yang perlu pendampingan.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com