Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
APTIK - Berbagi Gagasan untuk Bangsa
Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik

Platform Pusat Kajian Pendidikan Tinggi Indonesia Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (Aptik) guna menyebarluaskan gagasan mengenai pendidikan tinggi untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Kampus Merdeka dan Otonomi Perguruan Tinggi

Kompas.com - 16/09/2021, 09:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Pusat Kajian Pendidikan Tinggi Indonesia APTIK (*)

Tulisan ini merupakan respon Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) terhadap implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Tulisan disarikan dari Diskusi APTIK dengan tema: “Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Dari Filosofis Hingga Praktis” tanggal 7 Mei 2021 dan dirumuskan Tim Pusat Kajian Pendidikan Tinggi Indonesia APTIK serta disepakati bersama Forum Rektor APTIK.

KOMPAS.com - Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah diluncurkan pada awal tahun 2020, dan pada tahun 2021 ini program-program dari kebijakan tersebut, khususnya terkait Program Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi, telah banyak digulirkan.

Di berbagai media pemerintah telah gencar mempromosikan berbagai program tersebut lengkap dengan beragam mekanisme termasuk ekuivalensi sks dalam kurikulum di program studi.

Tak dipungkiri, program yang nampak begitu progresif ini telah membuat banyak perguruan tinggi ‘terengah-engah’ mengikutinya saat beberapa mahasiswa menunjukkan antusiasme merespon tawaran program-program tersebut.

Muncul persis di saat menjelang terjadinya pandemi covid-19 yang mengharuskan perguruan tinggi segera bermigrasi ke dunia serba digital, kiranya menjadikan kebijakan MBKM seolah ditantang kelenturan dan ketangguhannya untuk tetap lenting dalam berbagai situasi.

Baca juga: Nadiem: Program Kampus Merdeka Bantu Mahasiswa Kembangkan Potensi

Meski baru dalam jumlah yang sangat kecil, pengalaman mengelola kesertaan mahasiswa dalam program-program yang digelar Kemdikbudristek tersebut kiranya cukup menyita banyak energi.

Ketika perguruan tinggi seakan belum ‘sadar betul’ dengan arus yang tengah datang, sementara permintaan rekomendasi mengikuti berbagai program MBKM dari mahasiswa sudah di depan mata, maka tak ada pilihan lain selain menjalankan seraya mengimani program-program yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan manis dalam kurikulum prodi ini, kelak akan berdampak positif bagi tujuan pendidikan lebih luas.

Dengan kata lain, memulai dari menenggelamkan diri dalam praktek di lapangan untuk kemudian baru dilanjutkan membuat desain konseptual yang lebih terstruktur setelahnya, tampaknya menjadi hal paling realistis yang dapat dilakukan.

“Selamat datang di alam ketidakpastian, selamat mengkonstruksi kebijakan dari lapangan”.

Mungkin begitulah slogan yang paling pas saat ini, sebagaimana sebenarnya sudah sering diwacanakan dalam setiap kesempatan pertemuan penting di perguruan tinggi maupun dipidatokan di depan para mahasiswa sebagai pemilik masa depan yang konon susah diprediksi.

Dalam ilmu pendidikan, kiranya kita meyakini bahwa pengalaman adalah guru yang paling sempurna. Kebijakan belajar di luar program studi menganut prinsip tersebut, sehingga diharapkan konstruksi pengetahuan dapat dibuat oleh para mahasiswa.

Realitas kondisi lingkungan dan budaya dengan segala keberagaman yang ada di Indonesia maupun manca negara merupakan harta yang sangat berharga sebagai pintu masuk mencapai pengetahuan, keterampilan, serta kebijaksanaan sejati.

Apapun pengalaman yang dirasakan mahasiswa ketika berada di luar sarang program studi kiranya dapat berkontribusi membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang penuh, sebagaimana dicita-citakan dalam undang-undang pendidikan nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com