Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Berkepanjangan, Ini 3 Potensi Dampak Negatif bagi Siswa

Kompas.com - 30/07/2021, 06:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung selama setahun lebih. Salah satu yang terdampak ialah sektor pendidikan.

Jika terlalu lama mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ), ada tiga potensi dampak sosial negatif berkepanjangan yang mengancam peserta didik akibat efek pandemi Covid.

Ketiga dampak tersebut ialah putus sekolah, penurunan capaian belajar, serta kekerasan pada anak dan risiko eksternal.

Baca juga: Siswa, Ini Lho Takaran Normal Air Minum Setiap Hari

Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Kamis (29/7/2021), ini 3 potensi dampak negatifnya:

1. Putus sekolah

Sektor ekonomi adalah salah satu sektor yang cukup mengalami dampak signifikan. Akibatnya, banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan penghasilan.

Tidak jarang orang tua yang lebih memilih anaknya berhenti bersekolah dan memilih mempekerjakan anak untuk membantu perekonomian keluarga akibat krisis ekonomi yang terjadi.

Selain itu, banyak orang tua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.

2. Penurunan capaian belajar

Selanjutnya ialah keadaan sosial-ekonomi tiap keluarga berbeda-beda. Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio-ekonomi yang berbeda.

Hal lain yang menjadi perhatian adalah risiko terjadinya learning loss. Studi menemukan bahwa pembelajaran tatap muka menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik saat dibandingkan dengan PJJ.

Baca juga: Penyebab Fenomena Dingin di Musim Kemarau, Siswa Sudah Paham?

3. Kekerasan pada anak dan risiko eksternal

Siswa yang ikut PJJ lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Hal ini tentu meningkatkan risiko kekerasan yang tidak terdeteksi. Tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak di kekerasan rumah tanpa diketahui oleh guru.

Selain kekerasan di rumah, risiko eksternal juga menjadi hantu bagi peserta didik.

Ketika anak tidak lagi datang ke sekolah, terdapat peningkatan risiko untuk pernikahan dini, eksploitasi anak terutama perempuan, dan kehamilan di kalangan remaja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com