Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Pembatasan WNA Masuk Indonesia Harus Diperketat

Kompas.com - 29/04/2021, 13:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - 12 Warga Negara Asing (WNA) yang lolos masuk Indonesia ternyata positif Covid-19.

Sebelumnya, sebanyak 160 orang dari India menggunakan pesawat carter mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.

Dari hasil pendataan, sebanyak 153 orang merupakan WNA India dan 7 orang merupakan WNI.

Ratusan WNA asal India itu datang ke Indonesia dengan berbagai macam tujuan. Seperti misalnya urusan bisnis, memiliki izin tinggal tetap di Indonesia dalam rangka bekerja, dan lain sebagainya.

Apalagi, India kini mengalami tsunami Covid-19 dan ada yang mengidap mutasi virus varian baru yang lebih mematikan.

Baca juga: Bucin Travelling Indonesia, Cara Mahasiswa ITS Dongkrak Pariwisata dan UMKM

Menanggapi hal itu, pakar epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama, menilai pemerintah Indonesia perlu memperketat masuknya warga negara asing (WNA), terutama dari negara-negara yang termasuk berisiko tinggi.

Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah masuknya varian baru covid-19 yang telah berkembang di sejumlah negara, seperti Inggris dan India.

"Seharusnya pemerintah dengan tegas menutup pintu masuk kepada semua pemegang paspor India atau Inggris," ucap Bayu, dilansir dari laman ugm.ac.id.

Kedatangan para warga India ini menurut Bayu, memang membawa risiko tersendiri terhadap peningkatan kasus covid-19 di Indonesia.

Terlebih, di negara tersebut telah berkembang varian covid-19 yang diduga memiliki kemampuan penyebaran yang lebih cepat dari sebelumnya dan lebih kebal terhadap sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

"Salah satu hal yang ditakutkan dari masuknya kasus-kasus dari luar negeri seperti India ini adalah masuknya varian-varian baru covid-19 ke Indonesia. Hal ini menjadi salah satu risiko peningkatan kasus covid-19 di Indonesia," paparnya.

Ia menerangkan, varian B1617 yang juga dikenal dengan nama varian India termasuk ke dalam variant of interest yang penyebarannya tengah diawasi oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).

Varian ini diduga lebih cepat menular dan dapat memengaruhi efektivitas vaksin.

"Tapi sejauh mana pengaruhnya memang masih diselidiki," ujarnya. Bayu mengapresiasi sejumlah langkah yang telah diambil oleh pemerintah.

Misalnya memberhentikan sementara pemberian visa untuk masuk wilayah RI bagi warga negara asing yang pernah melakukan kunjungan ke India dalam jangka waktu 14 hari sebelum berkunjung ke Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com