Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkes: Usai Divaksin, Masyarakat Jangan Abaikan Protokol Kesehatan

Kompas.com - 21/03/2021, 18:26 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proses vaksinasi Covid-19 yang menjadi program dari pemerintah pusat terus bergulir. Setelah tenaga kesehatan, TNI, Polri, sedikit demi sedikit seluruh lapisan masyarakat akan mendapatkan vaksin Covid-19 secara bertahap.

Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, Ph.D, KEMD mengapresiasi upaya masyarakat dan komunitas dalam rangka membantu percepatan gerakan vaksinasi nasional dengan mendirikan sentra vaksinasi.

Hal ini disampaikan dr. Dante saat mengunjungi Sentra Vaksin Serviam (SVS), yang berdiri atas inisasi alumni tiga sekolah asuhan suster Ursulin di Jakarta: Santa Maria, Santa Ursula, dan Santa Theresia.

dr. Dante mengingatkan, agar masyarakat yang sudah divaksin tetap menjalankan protokol kesehatan karena antibodi baru terbentuk setelah 28 hari.

"Sentra vaksinasi seperti Sentra Vaksinasi Serviam sangat diperlukan. Fasilitas pemerintah seperti RSUD dan Puskesmas tidak akan cukup untuk mencapai target 181 juta akseptor dalam setahun," ungkap dr. Dante seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (21/3/2021).

Baca juga: Hubungkan Dunia Kerja dan Profesi, Dosen Unair Ciptakan Aplikasi Ini

Mempercepat proses vaksinasi

Menurut dr. Dante, kecepatan vaksin yang tadinya 10.000 hingga 100.000 orang per hari. Sekarang sudah mencapai 380.000 orang per hari, karena peran sentra-sentra vaksinasi seperti Sentra Vaksinasi Serviam.

Wamenkes mengungkapkan, pemerintah saat ini tengah meningkatkan ketersediaan vaksin hingga mencapai 1 juta – 1,5 juta dosis per hari, dengan jumlah vaksinator mencapai 100 ribu per hari.

"Targetnya, satu orang vaksinator bisa memberikan vaksin kepada 40-50 orang per hari, dengan demikian nantinya setiap hari akan ada 4 hingga 5 juta akseptor," tambah dr. Dante.

SVS menargetkan 500 lansia sebagai akseptor per hari, dengan demikian jumlah dosis vaksin yang diberikan bisa mencapai 30.000 pada akhir masa beroperasinya sentra vaksinasi ini.

Baca juga: Mahasiswa UNY Gagas Program Tingkatkan Kebugaran Siswa Tuna Netra

Panggilan di tengah keprihatinan

Suster Moekti Gondosasmito, OSU, dari Yayasan Satya Bhakti yang menaungi sekolah Santa Ursula Jakarta menambahkan, SVS adalah sebuah panggilan di tengah keprihatinan.

"Ini adalah wujud nyata dari semangat Serviam yang artinya adalah 'Kami Mengabdi' yang dulu diajarkan dan dihayati semasa sekolah. Yang juga membanggakan adalah SVS merangkul lansia difabel untuk divaksinasi, bekerja sama dengan Nahdatul Ulama serta Caritas Indonesia dan Lembaga Daya Dharma dari Keuskupan Agung Jakarta," beber Suster Moekti.

Sementara itu Camat Sawah Besar, Prasetyo menambahkan, pihak kecamatan sangat mendukung sentra seperti ini dan mereka melakukan jemput bola bagi warga lansia yang berada di wilayahnya untuk melakukan vaksinasi di SVS.

"Selain itu kami juga melakukan pengawasan agar protokol kesehatan di sentra vaksinasi semacam ini tetap terjaga," tandas Prasetyo.

SVS sendiri telah resmi dibuka pada Sabtu, 20 Maret 2021 dan akan berlangsung selama 3 bulan hingga 10 Juni 2021 mendatang.

Baca juga: Seri Keluarga Super Irit: Belajar Hemat dan Life Hack dari Buku Ini

SVS menjadi sentra vaksinasi non-pemerintah pertama di Jakarta yang beroperasi selama 3 bulan dan berlokasi di Sekolah Santa Ursula, Jalan Lapangan Banteng Utara Nomor 10 Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com