KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19, aktivitas bersepeda di masyarakat kembali menggeliat. Hal ini agar tubuh seseorang menjadi sehat karena berolahraga.
Hanya saja, bersepeda tidak bisa asal-asalan. Seorang yang sudah biasa menggowes dengan durasi dan jarak tempuh yang panjang, akan berbeda bagi pemula.
Seorang pemula, atau yang baru memulai menggowes perlu memerhatikan beberapa hal. Ada tantangan tersendiri saat baru mulai menggowes. Apa saja itu?
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) yang juga sebagai Ketua Ikatan Goweser (I-Go) Unpad Dr.med. Setiawan, dr., ada beberapa hal yang mesti diperhatikan bagi pemula yang akan memulai bersepeda.
Bagi Setiawan, kunci utama suksesnya bersepeda bagi seorang pemula adalah menjaga konsistensi.
Baca juga: Begini 5 Cara Aman Bersepeda Saat Pandemi dari Pakar UGM
"Prinsipnya start small dan progresif. Karena setiap orang punya masanya, yang penting konsisten," ujar Setiawan seperti dikutip dari laman Unpad, Minggu (6/12/2020).
Dijelaskan, pemula agar tidak terpaku pada kemampuan penggowes yang sudah rutin. Pesepeda pemula bisa memulai bersepeda dengan jarak yang kecil dan durasi yang singkat. Namun, aktivitas ini harus rutin dilakukan.
Tak hanya itu saja, ahli fisiologi olahraga ini juga mengatakan bahwa pesepeda pemula wajib memerhatikan metode FIT atau:
1. Frekuensi
Pada aspek frekuensi, pemula sebaiknya melakukan aktivitas bersepeda minimal 3 kali seminggu. Pola frekuensi ini harus terus konsisten dilakukan.
Semakin sering dilakukan, Setiawan optimistis frekuensi bersepeda akan menjadi meningkat setiap minggunya.
2. Intensitas
Aspek intensitas, pesepeda pemula sebaiknya pilih yang moderat. Secara subyektif, metode moderat terlihat tatkala pemula merasa terengah-engah saat bersepeda, tetapi masih bisa untuk berbicara.
Sementara secara obyektif, pesepeda bisa memantau intensitas menggowesnya berdasarkan catatan dari jam tangan pintar (smartwatch), sensor, atau aplikasi yang dipasang di ponsel pintar.
3. Waktu