Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliah Perdana Mahasiswa FKOR UNS Hadirkan Indra Sjafri, Ini Pesannya

Kompas.com - 02/10/2020, 09:46 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Meski masih dalam masa pandemi Covid-19, namun mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengikuti kuliah secara daring.

Namun, kuliah perdana bagi mahasiswa Fakultas Keolahragaan (FKOR) UNS terasa spesial. Sebab menghadirkan Pelatih Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Indonesia U-23, Indra Sjafri.

Kuliah perdana sepak bola bagi mahasiswa FKOR itu digelar melalui Zoom Cloud Meeting, Rabu (30/9/2020) sore. Indra Sjafri menyempatkan diri meski tengah sibuk mendampingi skuad Timnas Indonesia U-19 yang sedang mengikuti pemusatan latihan bersama di Kroasia.

Pada kesempatan itu, Coach Indra, sapaan Indra Sjafri berbagi ilmu dan pengalaman seputar kepelatihan keolahragaan yang pernah ia jalani.

Baca juga: Webinar UNS: Ini Tips Kelola Keuangan Mahasiswa

"Saya dulu kerja di kantor pos dan sempat jadi kepala distribusi di bandara. Tapi karena itu bukan passion saya, akhirnya saya memutuskan untuk menekuni bidang sepak bola," ujar Coach Indra dikutip dari laman UNS.

Pekerjaan harus sesuai passion

Menurut Indra, dia memilih terjun di dunia sepak bola pada 2007 karena sesuai dengan passion. Ternyata, dia juga sudah lekat dengan dunia kulit bundar karena pernah berprofesi sebagai pemain.

Sepanjang tahun 1979-1990, Indra Sjafri mengawali kariernya sebagai pemain di Machudum Football Club dan dilanjutkan pada 1980-1981 di PSP Padang.

Walaupun pernah menjadi pemain sepak bola, Indra Sjafri mengatakan pengalaman seorang pemain untuk menjadi pelatih sepak bola tidaklah cukup.

Seorang pelatih sepak bola bisa mencetak pemain-pemain hebat harus dibekali dengan pengetahuan dan kompetensi yang mumpuni.

Hanya saja, menyinggung soal profesi kepelatihan, Indra Sjafri, menyoroti bahwa di Indonesia masih kekurangan jumlah pelatih.

Dia membandingkan ketersediaan pelatih di Jepang mencapai 60.000. Namun di Indonesia jumlahnya hanya 3.000 pelatih saja.

Menurut Indra, kurangnya ketersediaan pelatih yang mumpuni disebabkan oleh ketidakmerataan jumlah pelatih di 34 Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI di Indonesia.

Jalin kerja sama perguruan tinggi

Untuk menunjang kebutuhan pelatih di masing-masing Asprov, pihaknya sedang berusaha menjalin komunikasi dengan pemerintah agar kursus kepelatihan untuk lisensi D dan C digratiskan.

"Sedang kami usahakan untuk digratiskan. Jadi, nanti yang ada di Asprov Yogyakarta tidak bisa masuk ke Asprov Jawa Tengah, dan begitu pula di provinsi lainnya," katanya.

"Karena, selama ini yang mampu mengambil kursus kepelatihan hanyalah orang-orang yang punya uang," lanjut Indra Sjafri.

Tak hanya itu saja, pihaknya juga akan mulai menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi. Ini agar PSSI dapat mengembangkan sepak bola kearah yang lebih baik dengan memanfaatkan sport science.

Sport science dinilai Indra Sjafri sebagai hal yang penting. Karena, di zaman yang serba modern ini, pelatih sepak bola punya tanggung jawab dan tuntutan lebih untuk mendidik pemain dengan keilmuan.

Perguruan tinggi itu penting karena untuk menjadi pelatih sepak bola tidak bisa membangun tim dengan cara konvensional yang apa-apa semua dikerjakan oleh pelatih.

Baca juga: Akademisi UNS: Ini Pentingnya Tanaman Obat Keluarga bagi Kesehatan

"Maka dari itu perlu adanya sport science. Seorang pelatih juga harus paham bagaimana cara belajar yang kognitif, asisosiatif, dan otomatis anak didik mampu memahami apa yang kita ajarkan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com