BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sinar Mas

Pandemi Bukan Halangan Memajukan Pendidikan Daerah Pedalaman

Kompas.com - 29/07/2020, 09:03 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Aktivitas mengajar Tina, seorang guru Sekolah Dasar (SD) Eka Tjipta Cantung di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, tampak berbeda selama pandemi.

Biasanya, Tina dan rekan tenaga pendidik lainnya memberikan pembelajaran kepada siswa di ruang kelas yang nyaman. Namun, kini mereka harus berjibaku dengan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Bagi beberapa guru di kota besar, aktivitas PJJ mungkin bukan menjadi masalah berarti karena fasilitas gawai dan sinyal internet tersedia.

Baca juga: “Energi Terbarukan Itu Kini Menyinari Kami…”

Akan tetapi, berbeda dengan guru di SD Eka Tjipta Cantung. Pasalnya, sekolah ini dikelilingi kebun kelapa sawit yang luas sehingga sinyal internet menjadi barang langka.

Tina mengatakan, permasalahan sinyal ini menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik di sekolahnya selama masa pandemi.

“Walaupun kondisi ini terlihat sulit untuk mengajar anak-anak, kami sebagai pendidik harus mencari jalan keluar terbaik. Adapun strategi yang kami jalankan adalah membagi siswa menjadi dua kelompok,” jelas Tina.

Kelompok pertama, lanjutnya, adalah siswa yang rumahnya mendapatkan sinyal jaringan internet. Wali kelas akan mencatat nomor orangtua siswa yang terhubung WhatsApp.

Ilustrasi pendidikan sebelum pandemiDOK. SINAR MAS Ilustrasi pendidikan sebelum pandemi

Setelah itu, wali kelas akan membuatkan grup kelas. Pembagian dan pengumpulan tugas pun dapat dilakukan di grup kelas ini.

“Kemudian, bagi anak-anak yang tidak mendapatkan jangkauan internet di rumahnya, kami datangi melalui program Home Visit atau School From Home. Jadi, setiap minggunya, kami mesti berkunjung ke rumah setiap siswa tersebut untuk menjelaskan tugas mereka,” ujar Ayu.

Lalu, untuk pengambilan atau pengumpulan tugas dapat dilakukan di satu titik yang disepakati dan setiap guru akan mengambil tugas tersebut setiap minggu.

Baca juga: Produktif Sekaligus Bergembira Selama “Work From Home”...

“Semangat anak-anak sangat luar biasa. Walaupun pada awal masa pandemi mereka khawatir tentang proses belajar, setelah melewatinya, ternyata anak-anak antusias. Ketika kami memberikan tugas, mereka juga cepat mengerjakan,” terang Tina lagi.

Meskipun begitu, banyak siswa berharap pandemi cepat berlalu agar mereka bisa kembali belajar di sekolah.

“Di rumah, saya belajar dengan orangtua. Belajarnya lancar, tapi saya lebih senang belajar di sekolah karena saya bisa belajar bersama teman-teman dan ibu guru. Kalau ada kesulitan tugas, saya pasti bertanya ke ibu guru, jadi enggak terlalu bingung kerjain tugasnya. Saya kangen sekolah,” ujar salah satu siswa SD Eka Tjipta Cantung, Nadya.

Bus sekolah Sinar Mas yang diperuntukkan bagi siswa di daerah pedalaman.DOK. SINAR MAS Bus sekolah Sinar Mas yang diperuntukkan bagi siswa di daerah pedalaman.

Sekolah di wilayah lainnya

SD Eka Tjipta Cantung bukanlah satu-satunya sekolah yang kesulitan mendapatkan sinyal internet. Masih banyak sekolah di kawasan perkebunan kelapa sawit yang memiliki permasalahan sama.

Beberapa di antaranya SD Eka Tjipta Belian di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat; SD Eka Tjipta Sapiri di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah; SD Eka Tjipta Katayang di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah; SMP Eka Tjipta Naga Sakti di Kabupaten Kampar, Riau; dan SMP Eka Tjipta Perdana di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.

Baca juga: Pemenuhan Asupan Gizi Seimbang Jadi Kunci Cegah Stunting

Sebagai informasi, Sekolah Eka Tjipta sebagian besar memang berada di tengah kebun kelapa sawit. “Sekolah Kebun” yang digagas oleh GAR Ltd dan Sinar Mas Agribusiness and Food ini memang diperuntukkan bagi anak-anak karyawan dan warga sekitar perkebunan kelapa sawit yang mereka kelola.

Salah satu tujuan didirikannya sekolah-sekolah ini agar anak-anak di kawasan tersebut tak perlu menempuh jarak jauh untuk bersekolah. Apalagi, akses jalan menuju kota terbilang sulit.

GAR dan Sinar Mas Agribusiness and Food sebagai penggagas pun mengelola sekolah-sekolah ini layaknya investasi.

Mereka bergerak menyelenggarakan pendidikan dari tingkat usia dini hingga sekolah menengah dan menggandeng Eka Tjipta Foundation (ETF) lewat program peningkatan kualitas "Sekolah Kebun" secara bertahap hingga setara dengan Sekolah Standar Nasional.

Ilustrasi pendidikan sebelum pandemiDOK. SINAR MAS Ilustrasi pendidikan sebelum pandemi

Tantangan masa pandemi

Selama masa pandemi, para guru di “Sekolah Kebun” harus melakukan inovasi agar anak-anak tetap dapat mengikuti proses pembelajaran.

Guru SD Eka Tjipta Sapiri, Dissa Putrivera Lumban Tobing, berpendapat bahwa kegiatan Home Visit mutlak dilakukan untuk mendukung para siswa mendapatkan pendidikan yang layak di masa pandemi.

“Kalau kami tidak mendatangi siswa satu per satu di rumahnya, bagaimana mereka bisa belajar? Hal ini tentu tidak seperti di kota yang memiliki fasilitas lengkap dengan koneksi internet yang kuat. Di sini, di (wilayah) perkebunan ini, sangat sulit mencari sinyal,” ungkap Dissa.

Salah satu guru di SD Eka Tjipta Belian, Andriana Lia Herawati, juga berpendapat sama.

Baca juga: Bergerak Bersama Galang Bantuan untuk Hadapi Pandemi Virus Corona

Menurutnya, meskipun akses sinyal internet dan telepon susah didapatkan di Desa Nanga Seberuang, Kalimantan Barat, para guru tidak pernah patah semangat untuk memberikan pengajaran terbaik.

“Kami di sini hadir untuk memberikan pendidikan yang setara seperti yang didapatkan pelajar lain di kota. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan,” ujarnya.

Sejatinya, apa yang dilakukan oleh guru-guru di daerah pedalaman ini memberikan inspirasi bagi semua bahwa pandemi bukanlah halangan untuk produktif berkarya.

Lebih dari itu, masa sulit ini bisa menjadi kesempatan untuk memberikan sesuatu yang lebih lagi demi masa depan anak-anak bangsa.

Hal tersebut sesuai dengan harapan pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, “Kesulitan apa pun yang dihadapi, pasti bisa diatasi asal punya keinginan untuk berjuang. Semua kesulitan pasti bisa diatasi.”

Untuk melihat kisah para tenaga pendidik di Sekolah Kebun lebih mendalam, silakan simak video berikut.


Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com