Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenristek Kucurkan Dana Rp 20 Miliar untuk Riset dan Inovasi Penanganan Corona

Kompas.com - 27/03/2020, 07:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengalokasikan anggaran Rp 20 miliar untuk kegiatan terkait riset dan inovasi dalam mengatasi wabah corona (Covid-19).

Anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan teknologi, dan inovasi untuk menghasilkan alat deteksi, obat hingga, vaksin yang dibutuhkan dalam mengatasi corona.

"Rp 20 miliar justru untuk penelitian baik untuk test kit atau perangkat pemeriksaan cepat Covid-19, suplemen, obat, demikian juga vaksin di samping kajian epidemiologi maupun sosial," kata Menristek Bambang Brodjonegoro, seperti dikutip Antara.

Menurut Bambang, dana tahap awal itu setidaknya sudah dapat mendukung konsorsium Covid-19 untuk memulai kegiatan sesuai tugas dan tanggung jawabnya dalam menghasilkan alat deteksi, obat, hingga vaksin corona.

Dana itu berasal dari anggaran dan belanja rutin perjalanan dinas, di antaranya dari Kementerian Riset dan Teknologi dan lembaga negara non-kementerian di bawahnya.

Dana tersebut dialokasikan untuk mendanai kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan dalam penanganan corona di Tanah Air.

Nantinya akan ada penambahan anggaran terhadap alokasi dana awal tadi yang bisa digunakan untuk mendukung produksi massal pembersih tangan (hand sanitizer) dan bilik antikuman.

Baca juga: Akademisi ITB: Penyembuhan Corona Butuh Penelitian Lanjutan dari Kunyit dan Temulawak

Dalam masa pandemik corona, alat deteksi, obat, hingga vaksin dibutuhkan agar bisa mengatasi penyakit yang mewabah ini

Untuk mempercepat pengembangan produk itu di dalam negeri, tidak hanya penelitian dan pengembangan dikerjakan, tetapi dapat dilakukan upaya kaji terap dan reverse engineering.

Upaya tersebut bisa dengan mempelajari produk-produk yang mungkin sudah muncul terlebih dahulu di saat Indonesia masih mengerjakannya, seperti alat deteksi cepat corona dan obat-obatan yang diklaim mampu membantu penyembuhan pasien corona.

Produk-produk sejenis yang ada saat ini dari luar negeri dibawa ke Indonesia untuk dipelajari terkait teknologi atau dilakukan reverse engineering untuk kemudian dapat disesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia.

"Dengan demikian, harapannya bisa dibuat lebih cepat, tidak sepenuhnya memang dikembangkan di Indonesia, tapi dilakukan kaji terap terhadap produk yang sudah ada saat ini di luar negeri," tutur Bambang.

Kemenristek/BRIN telah membentuk Konsorsium Covid-19 untuk menghasilkan alat deteksi, obat, dan vaksin untuk menangani pandemik corona akibat virus corona SARS-CoV-2.

Konsorsium Covid-19 membantu mencegah, mendeteksi, dan merespons secara sepat penyakit corona, di antaranya dengan menemukan alat deteksi atau
diagnosis, suplemen, obat, dan vaksin untuk pasien Covid-19.

Tim Konsorsium Covid-19 terdiri dari lembaga negara non-kementerian (LPNK) di bawah Kemenristek, perguruan tinggi, dan institusi lain terkait, di antaranya Lembaga Ilmu Pengetahuan, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Selain itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com