Mereka yang memiliki kondisi medis tertentu seperti asma dan penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan seseorang, memiliki resiko terkena penyakit pneumokokus.
Penyakit Pneumokokus biasanya dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang signifikan.
Mengenal PCV 13
PCV13 (vaksin konjugat polisakarida pneumokokus [13 – valent, adsorbed]) pertama kali disetujui di Uni Eropa (UE) pada bulan Desember 2009 untuk digunakan pada bayi dan anak kecil.
PCV13 adalah vaksin konjugat pneumokokus yang paling banyak digunakan di dunia dan termasuk dalam Program Imunisasi Nasional pediatrik di 102 negara, termasuk Indonesia.
Vaksin ini disetujui di Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara negara lain untuk digunakan pada bayi, anak-anak dan remaja berusia 6 hingga 17 tahun.
Selain itu, PCV13 disetujui untuk digunakan pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas di lebih dari 120 negara.
Prevenar 13 sekarang telah disetujui penggunaannya di AS, Uni Eropa, dan 108 negara lainnya untuk digunakan pada dewasa berusia 18 hingga 49 tahun.
Adapun ke-13 serotipe pneumokokus pada PCV 13 (1, 3, 4, 5, 6A, 6B, 7F, 9V, 14, 18C, 19A, 19F dan 23F) merupakan salah satu strain penyebab penyakit invasif yang paling sering ditemui pada anak-anak di seluruh dunia.
Vaksin Ini juga telah mendapat persetujuan untuk digunakan pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas di lebih dari 120 negara, dan merupakan vaksin pneumokokus pertama yang mendapatkan prakualifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada populasi orang dewasa yang lebih tua.
Baca juga: Kali Pertama, Vaksin Pneumonia Pfizer Bisa Diberikan untuk Semua Usia
Keputusan BPOM dalam menyetujui indikasi yang diperluas merupakan kelanjutan dari pengajuan dan tinjauan studi klinis dari awal hingga akhir seluruh rangkaian proses.
Hasilnya menunjukkan imunogenisitas dan menetapkan profil keamanan pada anak-anak dan remaja berusia 6 hingga 17 tahun yang konsisten dengan profil keamanan yang ditetapkan dalam uji coba sebelumnya pada bayi dan anak kecil, serta dewasa berusia 18-49 tahun.
“Kami akan terus bekerja sama dengan otoritas kesehatan dalam upaya memberikan akses ke PCV 13 kepada mereka yang berisiko terkena penyakit,” tegas Nora.
(Sumber: Kompas.com Penulis Ellyvon Pranita | Editor Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.