Sementara itu, Sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rojil Nugroho Bayu Aji juga menyebutkan hal serupa.
Menurut dia, ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga walaupun sebenarnya bukan dari tradisi Timur.
Baca juga: Kerap Jadi Santapan Lebaran, Bagaimana Sejarah Ketupat?
"Ketupat ini dari tradisi lisan (cerita rakyat) mulai familiar saat Sunan Kalijaga dan nilai filosofinya tak ada kaitannnya dengan Islam," kata Rojil seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (30/5/2019).
Makna ketupat
Menurut Rojil, orang Jawa dan Sunda memaknai ketupat sebagai pengakuan kesalahan.
"Maknanya, 'kulo lepat, ngaku lepat' (Saya salah, saya mengakui kesalahan)," kata dia.
Dengan mengaku lepat (salah) dan minta maaf, saat kesalahan termaafkan maka persaudaraan bisa terjalin.
Mengutip Harian Kompas, Sabtu (19/9/2009), yang bersumber dari Malay Annal (1912), HJ de Graff menuliskan bahwa ketupat adalah simbol perayaan hari raya Islam di masa pemerintahan Demak saat dipimpin Raden Fatah pada awal abad ke-15.
Ia menduga, alasan pembungkusan ketupat memakai janur berkaitan dengan budaya di wilayah pesisir. Hal ini karena pohon kelapa banyak tumbuh di dataran rendah.
Selain itu, adanya warna kuning memberikan arti khas yang membedakan dari warna hijau dari Timur Tengah dan merah dari Asia Timur.
(Sumber: Kompas.com Penulis Nur Rohmi Aida | Editor Inggried Dwi Wedhaswary)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.