Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sampai Tertipu, Ini Ciri-ciri Investasi Bodong yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 26/03/2022, 07:45 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat tengah dihebohkan oleh terbongkarnya kasus penipuan berkedok investasi atau investasi bodong.

Dalam kurun waktu yang berdekatan, kepolisian berhasil mengungkap sejumlah kasus investasi bodong dengan kerugian mencapai ratusan miliar rupiah.

Sebut saja kasus investasi bodong berkedok platform binary option Binomo yang melibatkan influencer Indra Kesuma atau yang lebih dikenal dengan nama Indra Kenz. Polisi menyebut kerugian 14 korban dalam kasus ini mencapai lebih dari Rp 25 miliar.

Kemudian ada kasus penipuan investasi yang melibatkan Doni Muhammad Taufik melalui aplikasi Quotex. Serupa dengan Indra, Doni juga terlibat kasus investasi bodong berkedok platform binary option.

Baca juga: Berbagai Kasus Investasi Bodong yang Diungkap Polisi: Binomo, Quotex, Fahrenheit, dan Evotrade

Terakhir ada investasi bodong melalui robot trading, yakni Fahrenheit dan Evotrade. Untuk investasi robot trading Fahrenheit, kerugian korban diduga mencapai ratusan miliar rupiah.

Modus investasi bodong ini adalah menawarkan robot untuk mengelola uang member sehingga tidak akan mendapatkan kerugian.

Waspada investasi bodong

Maraknya kasus investasi bodong ini membuat kita harus waspada. Sebab, penipuan berkedok investasi dari hari ke hari semakin beragam modus operandinya. Jumlah korban yang terjerat investasi bodong juga tidak sedikit.

Dikutip dari berita Kompas.com (2/12/2021), data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, praktik investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp 117,4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Menurut OJK, dikutip dari Kompas.com (14/4/202), setidaknya ada 3 alasan utama kenapa praktik investasi bodong masih marak terjadi, yakni:

  • Rendahnya literasi masyarakat
  • Kemajuan teknologi informasi
  • Adanya kebiasaan buruk dari sekelompok masyarakat

Dari ketiga alasan itu, terdapat dua alasan yang justru berkaitan dengan debitur atau peminjam.

Ilustrasi investasi lewat aplikasi, ilustrasi cara beli ORI021.Pexels/ Anna Nekrashevich Ilustrasi investasi lewat aplikasi, ilustrasi cara beli ORI021.

Baca juga: Kenali, Ini 3 Ciri Investasi Bodong dan Cara Menghindarinya

Ciri-ciri investasi bodong

Agar tidak menjadi korban selanjutnya, penting untuk mengetahui ciri-ciri praktik investasi bodong. Berikut ini adalah ciri-ciri investasi bodong yang perlu diwaspadai:

1. Iming-iming keuntungan tinggi dalam waktu singkat

Ciri-ciri paling umum dari investasi bodong adalah menjanjikan keuntungan atau bunga tinggi dalam waktu singkat dengan risiko yang rendah. Hal ini masih sering digunakan oleh pelaku investasi bodong untuk menjerat korbannya.

Sebab, sangat sulit bagi investasi apa pun bentuknya, bisa untung dalam jumlah yang sangat tinggi dalam waktu yang relatif singkat.

Misalnya keuntungan 5 persen dalam sebulan. Kemudian ada juga yang menjanjikan jumlah keuntungan mencapai 40-50 persen atau lebih dalam 1 tahun.

2. Menjanjikan bonus perekrutan anggota baru.

Ciri berikutnya adalah menjanjikan bonus kepada anggota yang merekrut anggota baru lagi. Sistem ini disebut juga dengan skema piramida yakni dengan merekrut anggota, ditambah transfer uang tanpa kejelasan produk apa yang diperdagangkan.

Kemudian, ada juga skema ponzi di mana investor atau anggota menyetor sejumlah uang, yang nantinya akan mendapat komisi.

3. Mencantumkan foto dari tokoh publik

Seringnya, pelaku investasi bodong, mencantumkan foto dari artis atau public figure lainnya dalam penawaran investasinya.

Ini dilakukan untuk menarik perhatian dari masyarakat. Padahal, bisa saja pelaku investasi bodong hanya melakukan pencatutan gambar atau melakukannya tanpa izin alias ilegal.

Informasi penawaran investasi bodong juga kerap dilakukan melalui media sosial, grup WhatsApp, serta grup Telegram, namun informasi yang disampaikan tidak terlalu jelas.

Baca juga: Belajar dari Kasus Viral Blast, Simak Tips Menghindari Investasi Bodong

Modus penipuan skema ponzi dalam investasi harus diwaspadai. Pasalnya, skema ponzi adalah skema penipuan keuangan yang paling sering terjadi. Apa itu ponzi?SHUTTERSTOCK Modus penipuan skema ponzi dalam investasi harus diwaspadai. Pasalnya, skema ponzi adalah skema penipuan keuangan yang paling sering terjadi. Apa itu ponzi?

Tips menghindari investasi bodong

Agar terhindar dari investasi bodong, ada sejumlah tips yang bisa Anda lakukan, dikutip dari Kompas.com (7/6/2021), di antaranya sebagai berikut:

1. Pastikan legalitas perusahaan

Sebelum berinvestasi, pastikan perusahaan yang menawarkan Anda produk investasi sudah terdaftar di OJK atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti Kemendag).

Apabila perusahaan itu tidak memberikan kejelasan tentang pengelolaan uang yang diberikan investor, maka perusahaan tersebut wajib kita curigai.

2. Pilih jenis investasi yang tepat

Sebelum berinvestasi, pastikan tujuannya terlebih dahulu. Tujuan utama berinvestasi adalah mencapai tujuan keuangan. Tentu, kalau ingin memiliki cukup dana pasti uang tersebut berasal dari pekerjaan atau bisnis yang dimiliki, bukan dari investasi.

Sebetulnya, investasi berfungsi untuk memiliki tingkat "kecukupan" dalam keuangan. Setiap orang tentu memiliki level "cukup" yang berbeda. Apabila Anda masih belum memiliki tujuan atau bingung dengan tujuan berinvestasi dapat konsultasi dengan perencana keuangan.

Maka dari itu penting untuk belajar hal detail tentang produk yang akan diinvestasikan. Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan orang yang lebih paham mengenai investasi, untuk mengetahui produk mana yang tepat demi mencapai tujuan keuangan.

3. Kenali risiko investasi

Jangan mudah tergiur investasi yang menjanjikan keuntungan besar dengan risiko yang kecil. Sebab, keuntungan yang besar pasti akan memiliki risiko yang besar juga.

Karena itu, jika Anda telah memutuskan untuk berinvestasi, maka harus siap dengan segala risiko yang bakal terjadi.

Sebab, investasi bisa dikatakan tidak stabil bila sudah keluar dari perencanaan yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berinvestasi dengan menggunakan uang ‘dingin’ atau uang yang benar-benar tidak terpakai untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun dana darurat.

Jangan pernah menggunakan uang untuk keperluan sehari-hari, apalagi uang pinjaman untuk berinvestasi.

(Sumber:Kompas.com/Retia Kartika Dewi, Kiki Safitri | Editor: Erlangga Djumena, Sari Hardiyanto)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com