Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Sains, Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Bersedih

Kompas.com - 05/03/2022, 16:30 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Sedih bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari merasa kehilangan, kecewa, dan masih banyak yang lainnya.

Sedih pun bisa hilang dalam waktu yang singkat, namun dapat juga bertahan lama sehingga menyebabkan persoalan lainnya, seperti aktivitas terganggu, gangguan psikologis, dan membuat kesehatan fisik menurun.

Oleh sebab itu, sedih yang berkepanjangan perlu diatasi dengan baik, bahkan bukan tidak mungkin untuk menerima bantuan ahli.

Sains jelaskan yang terjadi pada tubuh saat bersedih

Studi yang dipublikasikan di jurnal Molecular Psychiatry pada tahun 2016, perasaan sedih dapat mengubah tingkat bahan kimia yang berhubungan dengan stres di otak.

Baca juga: Alasan Kecoak Mati dengan Posisi Tubuh Terbalik

Peneliti mengatakan, bahan kimia tersebut dapat meningkatkan protein inflamasi dalam darah, yang terkait dengan penyakit jantung, stroke, serta sindrom metabolik.

Dilansir dari Prevention melalui KOMPAS.com, ketika seseorang merasa sedih, kadar bahan kimia otak yang bernama opioid akan meningkat.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (1/3/2022), penulis utama studi dari UTHealth di Houston, Alan Prossin menjelaskan, peningkatan opioid bisa berdampak negatif pada tubuh, berpotensi mengacaukan sistem kekebalan, dan meningkatkan risiko penyakit.

Prossin juga mengatakan bahwa opioid dapat memicu pelepasan protein IL-18 yang kerap dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular.

"Meskipun kesedihan bukanlah depresi, namun tetap dapat menekan semua fungsi tubuh, hanya untuk waktu yang jauh lebih singkat," kata Psikolog Klinis, John E Mayer, PhD.

Baca juga: Benarkah Telur Puyuh Tinggi Kolesterol dan Berbahaya bagi Tubuh?

Mayer menambahkan, merasa sedih terus-menerus bisa menyebabkan sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, kinerja otak dalam mengatur nafsu makan pun bisa tak beraturan saat terlalu lama merasakan kesedihan.

Menurut studi pada tahun 2013 yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE, suasana hati yang buruk dapat meningkatkan rasa lapar. Oleh sebab itu, seseorang yang merasa sedih seringkali mengonsumsi makanan tertentu, seperti junk food atau es krim.

"Seseorang yang sedih mengonsumsi lebih banyak (junk food) dan lebih sedikit mikronutrien, menempatkan diri mereka pada risiko yang lebih tinggi terkait kenaikan berat badan dalam jangka pendek, hipertensi, dan penyakit jantung dalam jangka panjang," ujar Mayer.

Mayer menuturkan, semakin lama merasa sedih, semakin besar risiko peningkatan hormon stres seperti kortisol, yang dapat memengaruhi kondisi gula darah, tekanan darah, dan kualitas tidur.

Oleh karena itu, untuk mengatasinya cobalah melakukan aktivitas ringan secara rutin saat sedang bersedih, misalnya meditasi, berolahraga, dan pola makan sehat.

Mengubah gaya hidup juga perlu dilakukan untuk mengurangi dampak stres, baik pada pikiran maupun tubuh.

(Penulis: Zintan Prihatini | Editor: Bestari Kumala Dewi)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com